Orang-orang tersenyum, menari, dan bersorak di jalan-jalan Kota Rafah, Gaza selatan, pada Senin (6/5/2024).
Mereka gembira setelah tahu Hamas menyatakan setuju terhadap usulan gencatan senjata di Gaza dari penengah Mesir dan Qatar.
"Saya merasakan sukacita dan berlutut di hadapan Tuhan sebagai rasa syukur setelah pengumuman gencatan senjata," kata Nour al-Fara (56).
Ia bercerita keluarganya telah diliputi kecemasan sejak Senin pagi setelah pasukan Israel memerintahkan penduduk di beberapa bagian Rafah mengungsi.
Nour dan keluargnya pun telah mengemasi barang-barang untuk bersiap-siap mengungsi ke tempat lain.
Ia mengaku kabar Hamas menyetujui gencatan senjata membuatnya sangat lega.
Sebagaimana dilansir Kantor berita AFP, orang-orang di Rafah berkumpul dalam jumlah ratusan, mengibar-kibarkan bendera Palestina, bahkan ada yang memegang mesin kabut pesta di udara untuk memeriahkan suasana.
Sementara yang lain, bertengger di pundak teman-temannya sambil bertepuk tangan di atas kerumunan.
Beberapa menari mengelilingi api unggun yang menyala di trotoar, dan yang lainnya mengangkat tangan mereka sebagai tanda kemenangan.
Para pria berdiri di atas bus dan truk, melambaikan saputangan atau melambaikan tangan mereka ke udara saat mereka merayakannya.
"Kami sangat senang, kami saling berpelukan dan menangis," kata Farah (31) kepada AFP.
Kegembiraannya dibayangi oleh prospek kehidupan masa depan di Gaza yang dilanda perang.
"Kami memikirkan bagaimana kami akan membangun kembali kehidupan kami setelah kehancuran rumah-rumah kami di Gaza," ucapnya.
Lebih berhati-hati, Bakri Abdulhamid (40) mengaku bergembira tapi belum seutuhnya. Sebab, Israel belum menyepakati usulan gencatan senjata tersebut.
"Kami juga menunggu persetujuan penjajah," ungkapnya.
Terpisah, Reuters melaporkan, Israel menilai persyaratan gencatan senjata yang disetujui Hamas tidak memenuhi tuntutannya.
Israel tetap bersikeras untuk terus melanjutkan serangan di Rafah sambil berencana untuk melanjutkan negosiasi mengenai kesepakatan.