Para pendukung Israel menyerang kamp protes pro-Palestina di Universitas California di Los Angeles pada Rabu (1/5/2024).
Sementara wali kota New York mengatakan bahwa demonstrasi pro-Palestina di Universitas Columbia yang dibubarkan polisi dipimpin orang luar.
Rekaman saksi mata dari UCLA, yang diverifikasi Reuters, menunjukkan orang-orang yang menggunakan tongkat atau galah, memalu papan kayu yang digunakan sebagai barikade sementara untuk melindungi para demonstran pro-Palestina sebelum polisi dikerahkan ke kampus.
Di bagian lain negara itu, polisi New York menangkap para demonstran pro-Palestina yang bersembunyi di sebuah gedung di Universitas Columbia dan membubarkan perkemahan protes pada Selasa (30/4/2024) malam.
Wali kota New York City Eric Adams mengatakan sekitar 300 orang telah ditangkap dan ia menyalahkan protes tersebut pada penghasut dari luar, namun tanpa memberikan bukti konkrit.
Serangan 7 Oktober terhadap Israel selatan oleh militan Hamas dari Jalur Gaza dan serangan Israel berikutnya terhadap daerah kantong Palestina telah memicu aktivisme mahasiswa AS yang terbesar sejak protes anti-rasisme pada tahun 2020.
Ketika demonstrasi mahasiswa telah menyebar ke puluhan sekolah di seluruh AS dalam beberapa hari terakhir untuk mengekspresikan penentangan terhadap perang Israel di Gaza, polisi dipanggil untuk memadamkan atau mengamankan aksi-aksi protes.
Sekitar 1.200 orang di Israel selatan terbunuh dalam serangan 7 Oktober, namun serangan balasan Israel telah menewaskan hampir 35.000 orang Palestina, menurut data kementerian kesehatan Gaza.
Serangan juga melenyapkan sebagian besar infrastruktur daerah kantung tersebut, dan menciptakan krisis kemanusiaan yang nyaris menimbulkan kelaparan.
Protes mahasiswa di Amerika Serikat juga bernuansa politis menjelang pemilihan presiden pada bulan November, dengan Partai Republik menuduh beberapa administrator universitas menutup mata terhadap retorika dan pelecehan antisemit.