Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Drone Hizbullah Meluncur 35 Km dari Perbatasan Hantam Pangkalan Militer Israel di Galilea Bawah

Mei 17, 2024 Last Updated 2024-05-17T06:45:29Z


Pasukan Israel (IDF) pada Kamis (16/5/2024) mengkonfirmasi kalau fasilitas militer 'sensitif' mereka di kawasan Galilea Bawah


Dalam serangan pada Rabu tersebut, Hizbullah mengklaim telah meluncurkan drone bermuatan bahan peledak ke pangkalan Angkatan Udara Israel tempat balon pendeteksi rudal raksasa, yang dikenal sebagai Sky Dew, dioperasikan.


Media Israel, Times of Israel, menyoroti serangan Hizbullah kali ini sebagai serangan terdalam gerakan perlawanan Lebaonon terhadap Israel di tengah perang Gaza yang tengah berkecamuk.


Bukan apa-apa, pangkalan udara Israel di Galilea Bawah tersebut terletak di dekat Persimpangan Golani, sekitar 35 kilometer (21 mil) dari perbatasan Lebanon.


"IDF pada Kamis pagi mengkonfirmasi bahwa salah satu drone Hizbullah menghantam fasilitas militer sensitif di daerah Golani Junction," tulis laporan tersebut menyoroti jauhnya jangkauan serangan yang bisa dilakukan Hizbullah.


Dua drone diluncurkan dalam serangan itu, dan satu drone ditembak jatuh oleh pertahanan udara, menurut militer Israel.


Drone peledak kedua menghantam fasilitas tersebut, dan kerusakannya sedang dinilai oleh militer Israel.


Hizbullah telah meluncurkan ribuan drone, rudal, dan roket ke Israel utara dalam tujuh bulan terakhir, meskipun serangan tersebut sebagian besar terbatas pada wilayah perbatasan.


Hingga Rabu, kelompok perlawanan Lebanon tersebut telah menembakkan proyektil ke sasaran Israel hingga sekitar 15 kilometer (9 mil) dari perbatasan.


Aerostat Sky Dew, sebuah balon radar berteknologi mutakhir, dikerahkan Israel di ketinggian untuk mendeteksi rudal jarak jauh, rudal jelajah, dan drone yang masuk.


"Balon canggih ini pertama kali digunakan sekitar dua tahun yang lalu, namun sistem ini belum beroperasi dan mengalami kemunduran yang signifikan dalam penerapannya," tulis laporan tersebut.


Menanggapi serangan tersebut, Angkatan Udara Israel melancarkan serangan semalaman di Baalbek, Lebanon timur laut, yang merupakan basis Hizbullah sekitar 100 kilometer dari perbatasan.


Serangan itu menargetkan pabrik senjata Hizbullah, yang digunakan untuk membuat amunisi dan drone berpemandu, menurut penilaian militer.


Media Lebanon menggambarkan serangan Israel sebagai serangan terbesar di wilayah Baalbek di tengah perang.


Hizbullah mengatakan serangan pesawat tak berawak itu merupakan respons terhadap serangan Israel baru-baru ini di Lebanon selatan yang menewaskan anggota kelompok tersebut.


Pada Selasa malam, seorang komandan lapangan utama, Hussein Ibrahim Makki, tewas dalam serangan pesawat tak berawak IDF.


Makki, menurut sumber militer Israel, adalah perwira intelijen unit Front Selatan Hizbullah, yang memiliki peran yang relatif senior dalam kelompok  tersebut.


Setelah serangan tersebut, Hizbullah melakukan beberapa serangan besar di Israel utara, termasuk serangan pesawat tak berawak.


Sejak tanggal 8 Oktober, pasukan pimpinan Hizbullah hampir setiap hari menyerang komunitas dan pos militer Israel di sepanjang perbatasan, dan kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka melakukan hal tersebut untuk mendukung Gaza di tengah perang di sana.


Sejauh ini, bentrokan di perbatasan telah mengakibatkan sepuluh kematian warga sipil di pihak Israel, serta kematian 14 tentara dan cadangan IDF.


Ada juga beberapa serangan dari Suriah, tanpa ada korban jiwa.


Hizbullah telah menyebutkan 298 anggotanya dibunuh oleh Israel selama pertempuran yang sedang berlangsung, sebagian besar di Lebanon tetapi beberapa juga di Suriah.


Di Lebanon, 60 anggota kelompok lainnya, seorang tentara Lebanon, dan sedikitnya 60 warga sipil tewas. SB

×