Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Abu Obeida: Pemboman Israel Bikin Al Qassam Hilang Kontak dengan Penjaga 4 Sandera,Ada Hersh Polin

Mei 14, 2024 Last Updated 2024-05-14T02:38:04Z


Juru bicara Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas), Abu Obeida pada Senin (13/5/2024) malam menyatakan, pihaknya kehilangan kontak dengan unit penjaga empat sandera Israel yang mereka tahan di Gaza.


Hilang kontaknya Komando Militer Brigade Al Qassam dengan para penjaga sandera ini disebutkan karena bombardemen Israel selama 10 hari terakhir saat IDF memutuskan untuk menyerbu masuk ke Rafah. 


"Akibat pemboman biadab Zionis selama sepuluh hari terakhir, kontak kami dengan kelompok Mujahidin kami terputus yang menjaga empat tahanan Zionis, termasuk Hersh Goldberg Polin," kata Abu Obeida, dilansir Khaberni.


Belum diketahui nasib keempat sandera Israel tersebut serta para anggota Al Qassam yang bertugas menjaga mereka.


Bukti Hersh Goldberg Pauline Hidup Sempat Dipublikasikan


Pada 24 April silam, video pernyataan dan kesaksian Hersh Goldberg Polin sempat dipublikasikan oleh Hamas.


Video kesaksian Hersh Goldberg Pauline ini dinyatakan untuk meng-counter pernyataan Israel kalau yang bersangkutan menjadi satu di antara korban tewas dalam serangan Banjir Al Aqsa pada 7 Oktober 2023 silam. 


"Hamas merilis video sandera Israel-Amerika Hersh Goldberg-Polin pada Rabu (24/4/2024), bukti pertama bahwa dia selamat dari luka parah saat ditangkap pada 7 Oktober," tulis laporan CNN pada tanggal tersebut.


Goldberg-Polin, yang saat itu berusia 23 tahun, dilaporkan diculik dari festival musik Nova saat Hamas menyerang Israel, 7 Oktober lalu.


"Dia ditampilkan dalam video tak bertanggal dengan bagian lengan kirinya hilang beberapa inci di atas tangannya," tulis CNN.


Video yang direkam pada 7 Oktober menunjukkan Goldberg-Polin disandera dengan lengannya terluka parah.


Laporan langsung dari seorang wanita muda, yang berada di bunker bersamanya ketika Hamas menyerang, mengatakan kalau dia membantu melemparkan granat, sebelum lengannya terlepas dari siku ke bawah.


Video pada 24 April itu memperlihatkan Goldberg-Polin duduk di kursi sambil menghadap kamera.


Sesekali memberi isyarat dengan lengannya yang terluka, dia mengidentifikasi dirinya dan memberikan tanggal lahir serta nama orang tuanya.


Dia mengatakan dia telah “di sini selama hampir 200 hari,” yang menunjukkan bahwa video tersebut direkam tidak lama sebelum hari Selasa, hari ke-200 perang.


Rambut Goldberg-Polin dipotong pendek dalam video tersebut, yang diedit dengan sejumlah potongan dari wide shot hingga close up.


Dia mengkritik pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seperti yang dilakukan para sandera Israel lainnya dalam video propaganda Hamas. Disandera di Gaza selama enam bulan, dia hampir pasti berbicara di bawah tekanan.


Saat itu dia juga menyebutkan para menteri Israel duduk untuk makan malam bersama keluarga mereka, sebuah referensi yang jelas untuk hari raya Paskah Yahudi, yang dimulai Senin malam dan secara tradisional dirayakan dengan makan malam keluarga.


Dia mendesak keluarganya untuk tetap kuat untuknya dan mengakhiri dengan mengatakan dia berharap bisa memberi mereka kenyamanan di hari libur.


Pemerintahan Biden menerima video tersebut pada hari Senin – dua hari sebelum Hamas mempublikasikannya – dan para pejabat sejak itu telah melakukan kontak dengan keluarga Goldberg-Polin, menurut seorang pejabat AS.


"Sel Fusion Pemulihan Sandera FBI sedang memeriksa video tersebut untuk mencari bukti dan informasi potensial yang dapat diperoleh tentang Goldberg-Polin dan penahanannya," kata pejabat itu.


Goldberg-Polin adalah salah satu sandera yang paling dikenal dari 129 sandera yang masih berada di Gaza. Spanduk dan mural dipajang di Yerusalem yang bertuliskan: “Bawa Hersh Pulang,” dan orang tuanya, Rachel dan Jonathan, secara teratur bertemu dengan pejabat tinggi AS di Washington untuk membahas kasus para sandera.


Dari 129 sandera 7 Oktober yang masih ditahan di Gaza, pemerintah Israel yakin 33 orang tewas.


Sandera Tewas Karena Bom Israel Sendiri


Pihak Al Qassam menyatakan, sandera yang mereka tawan kebanyakan tewas justru karena pemboman Israel sendiri.


Terbaru, seorang sandera bernama Nadav Boublabel diumumkan tewas di tengah gempuran Israel terhadap Kota Rafah, Gaza selatan.


Nadav Boublabel diculik Hamas saat serangan di Kibbutz Nirim di Israel selatan pada 7 Oktober dilancarkan.


Hamas menyebut, Nadav Boublabel yang keturunan Inggris-Israel, tewas karena tidak mendapatkan perawat intensif di rumah sakit di Gaza.


"Dia meninggal karena tidak mendapat perawatan medis intensif di fasilitas medis akibat penghancuran rumah sakit di Gaza oleh Israel," kata juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Ubaida, dikutip dari New Arab.


Setelah kabar Boublabel tewas beredar luas, militer Israel diam seribu kata.


Malah, Israel memberikan perintah evakuasi baru ke beberapa wilayah Rafah di Gaza selatan ketika militer terus melakukan serangan ke kota tersebut.


Dikutip dari Times of Israel, Hamas pada hari Sabtu menayangkan video baru yang menunjukkan seorang sandera Israel ditahan di Jalur Gaza.


Dalam klip berdurasi 10 detik, sandera tersebut mengidentifikasi dirinya sebagai Nadav Boublabel.


Tidak ada indikasi kapan video itu direkam.


Boublabel disandera bersama ibunya, Channah Peri (79) dari rumah mereka di Kibbutz Nirim selama serangan 7 Oktober.


Sementara kakak laki-lakinya, Roi Boublabel (54) tewas tertembak oleh Hamas di belakang rumahnya.


Channah Peri dibebaskan pada 24 November sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata sementara selama seminggu.


Video Boublabel merupakan klip ketiga yang dirilis Hamas dalam beberapa pekan terakhir.


Pada tanggal 24 April, Hamas menerbitkan video berdurasi hampir tiga menit yang menampilkan sandera Israel-Amerika berusia 23 tahun, Hersh Goldberg-Polin.


Pada tanggal 28 April, video berdurasi tiga menit lainnya menayangkan sandera Keith Siegel (64) dan Omri Miran (46).


Serangan Israel Makin Meningkat


Dalam 24 jam terakhir, ada tekanan yang diberikan oleh militer Israel di tiga front di Jalur Gaza.


Dikutip dari Al Jazeera, Israel telah memaksimalkan tekanan di Rafah, wilayah tengah dan utara wilayah tersebut.


Militer Israel juga telah mengeluarkan perintah evakuasi bagi penduduk kamp pengungsi Jabalia dan di wilayah tengah Rafah.


Israel mulai mengintensifkan pemboman terhadap kamp Jabalia dalam beberapa jam terakhir.


Mereka mengatakan terus berusaha melenyapkan seluruh batalyon Hamas di sana meskipun ada pengumuman sebelumnya yang mengatakan bahwa mereka telah berhasil mengambil kendali militer di bagian utara Jalur Gaza.


Menyusul kabar tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sekali lagi menyerukan penghentian segera perang di Gaza.


Guterres juga menyerukan pemulangan tawanan dan “lonjakan” bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina yang terkepung.


"Gencatan senjata hanya akan menjadi permulaan," katanya.


"Ini akan menjadi perjalanan panjang dari kehancuran dan trauma perang ini," lanjutnya.

×