Pesawat Singapore Airlines Boeing 777-300ER nomor penerbangan SQ321 rute London-Singapura mengalami turbulensi parah pada Selasa (21/5/2024).
Turbulensi tersebut menyebabkan setidaknya 30 orang luka-luka dan satu orang meninggal dunia.
Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, turbulensi yang terjadi pada Singapore Airlines ini masuk dalam tingkat ekstrem.
"Menurut saya, Singapore Airlines SQ321 mengalami turbulensi cuaca cerah yang tidak terdeteksi," ujar Alvin saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (23/5/2024).
Sebelumnya, Alvin menjelaskan kategori turbulensi pesawat, yakni ringan, moderat, dan ekstrem.
Turbulensi ringan pada pesawat menyebabkan sedikit guncangan, sementara turbulensi moderat bisa membuat guncangan lebih kencang yang menyebabkan sulit berjalan di dalam pesawat.
Selanjutnya, ada tipe turbulensi hebat yang menyebabkan guncangan keras dan membuat penumpang tidak mungkin lagi berjalan di dalam pesawat.
"Kategori paling berat itu turbulensi ektres saat barang-barang bisa terlempar. Penumpang yang tidak menggunakan sabuk pengaman terlempar-lempar juga," jelas Alvin.
"Ini yang saya perkirakan terjadi pada Singapore Airline SQ321. Jadi, pilot tidak tahu di depannya itu ada turbulensi," tambah dia.
Menurut Alvin, pilot pesawat Singapura ini tidak memiliki kesempatan untuk memperingatkan awak kawin dan penumpang.
Jenis turbulensi pesawat
Selain levelnya, ada juga jenis turbulensi berdasarkan penyebabnya yang dijelaskan oleh Alvin berikut ini.
1. Turbulensi mekanis
Turbulensi mekanis disebabkan oleh angin yang terbentur dengan bangunan maupun pepohonan. Hal ini menyebabkan angin berubah menjadi gelombang.
"Pada umumnya, jenis turbulensi ini dinamakan ground turbulence atau turbulensi permukaan bumi pada elevasi rendah," kata Alvin.
Gangguan pada pesawat ini juga bisa muncul ketika posisi pesawat berada di dekat gunung. Angin akan berputar mengelilingi gunung dan menyebabkan turbulensi.
Lainnya, Alvin menuturkan, turbulensi bisa terjadi di celah antara dua gunung karena adanya pertemuan angin dari dua arah.
2. Turbulensi termal
Selanjutnya, ada jenis turbulensi termal yang disebabkan oleh naiknya udara panas dari permukaan bumi.
"Karena permukaan bumi itu tidak rata, ada rumput, bebatuan, aspal, dan air, termalnya tidak rata termal atau udara panasnya," jelas Alvin.
Udara panas di atas air mengandung uap air yang bisa menyebabkan kepadatan berbeda, sehingga menimbulkan turbulensi.
3. Turbulensi frontal
Perbedaan udara panas dan dingin juga bisa menyebabkan turbulensi pesawat yang dikenal dengan sebutan frontal tulburence.
Jenis turbulensi ini jelas terlihat ketika udara hangat lembap dan tidak stabil, berubah menjadi sangat parah jika terjadi badai petir.
4. Turbulensi windsor
Perubahan arah secara horizontal maupun vertikal, serta kecepatan angin dapat menyebabkan windsor turbulence. Menurut Alvin, turbulensi inilah yang menimpa Singapore Airlines.
Biasanya, kata Alvin, turbulensi windsor yang terjadi di ketinggian 4.572 meter di atas permukaan laut, dapat berubah menjadi clear air turbulence atau turbulensi cuaca cerah. Turbulensi ini berlangsung tiba-tiba.
"Karena tidak ada awan, tidak ada apa-apa, tetapi tiba-tiba terjadi turbulensi," ungkap Alvin.
Selain itu, pesawat yang berada di ketinggian lebih dari 10.000 meter juga kemungkinan menemui jet stream atau arus angin dengan kecepatan tinggi mencapai di atas 100 kilometer per jam.
"Bila (jet stream) terjadi clear air turbulence, turbulensi menjadi berubah lebih berat," lanjut Alvin.