Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah menjabarkan tata cara sholat Hari Raya Idul Fitri 2024.
Disebutkan Ustadz Khalid Basalamah, waktu pelaksanaan sholat ied dimulai dikerjakan setelah matahari terbit
Adapun pengerjaanya sebanyak dua rakaat, Ustadz Khalid Basalamah menuturkan setelah sholat ditunaikan khatib membacakan khutbah untuk didengar jemaah yang hadir.
Saat ini umat Islam telah berada di penghujung bulan Ramadhan 1445 Hijriyah, tinggal menghitung hari menyambut Hari Idul Fitri 2024.
Pada hari Raya Idul Fitri terdapat amalan sunnah yang sebaiknya dilaksanakan oleh umat Islam.
Menyambut hari kemenangan, seluruh umat muslim dianjurkan menggelar sholat ied atau Sholat Idul Fitri.
Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan waktu pelaksanaan Sholat Idul Fitri dimulai sejak matahari setinggi tombak atau sepenggalan hingga matahari tergelincir atau kurang lebih di waktu Dhuha.
"Sholat eid ini dikerjakan setelah terbit matahari sebanyak dua rakaat, sholat dulu baru khutbah," terang Ustadz Khalid Basalamah dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Khulafaur TV.
Tata Cara Sholat Idul Fitri
1. Membaca niat
2. Setelah mengucap Takbiratul Ihram, dilanjutkan menambah takbir sebanyak tujuh kali
3. Di antara atau di sela takbir dianjurkan membaca kalimat tasbih, tahmid, dan tahlil, dan takbir
4. Membaca doa Iftitah
5. Membaca Surah Al-Fatihah
6. Rukuk
7. I'tidal
8. Duduk di antara dua sujud
9. Lanjut rakaat kedua dengan gerakan yang sama namun pada takbir dilakukan 5 kali selain takbir intiqal atau takbir transisi perpindahan gerakan sholat
10. Duduk tasyahud akhir
11. Salam
12. Mendengarkan khutbah
Berdasarkan dalil shahih, pelaksanaan Sholat Idul Fitri dianjurkan untuk diikuti seluruh umat muslim, baik laki-laki maupun perempuan.
Termasuk wanita yang berhalangan juga diajak keluar menuju tempat sholat ied namun tidak sholat.
Pandangan yang mengatakan wajib berdasarkan dalil yang menyebutkan Nabi Muhammad SAW melakukan sholat ied dengan mengerahkan seluruh umat muslimin dan muslimah untuk keluar hadir sholat ied, sekalipun wanita yang sedang berhalangan.
Sebagaimana hadits shahih berikut:
أَمَرَنَا – تَعْنِى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- – أَنْ نُخْرِجَ فِى الْعِيدَيْنِ الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ وَأَمَرَ الْحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى الْمُسْلِمِينَ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat shalat ‘ied (Idul Fitri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beranjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haid. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haid untuk menjauhi tempat shalat.” HR. Muslim no. 890.
"Kalau wanita sedang haid atau berhalangan maka tidak sholat ied, namun minimal mendengarkan khutbah, karena sholat ied satu rangkaian antara sholat dan khutbah," papar Ustadz Khalid Basalamah.
Terkait hukum Sholat Idul Fitri diterangkan Ustadz Khalid Basalamah terdapat khilaf di antara ulama.
Ada pendapat yang mengatakan sunnah muakkad dan ada yang mengkategorikan wajib.
Meski terdapat perbedaan pendapat, Ustadz Khalid Basalamah mengimbau agar tak menyia-nyiakan keutamaan mengerjakan sholat ied.
Di antara keutamaannya adalah mengagungkan asma Allah, sholat secara berjamaah, menjadi ajang silaturahmi sesama muslim, dan bersama merayakan kemenangan.