Umat Muslim akan menjalankan kewajibannya untuk menunaikan ibadah puasa saat datangnya bulan suci Ramadan. Di bulan ini, umat Islam juga sangat menantikan malam yang sangat mulia, yakni malam Lailatul Qadar.
Umat Muslim akan berusaha mendapatkan malam Lailatur Qadar yang akan berlangsung di sepuluh malam terakhir bulan puasa, tetapi tidak diketahui secara pasti kapan malam ini tiba.
Oleh karena itu, mereka akan bersungguh-sungguh menjalankan ibadah atau berlomba-lomba mencari kebaikan supaya bisa dipertemukan dengan malam Lailatul Qadar.
Lantas, apa arti dari malam Lailatul Qadar, bagaimana tanda-tanda malam ini tiba, serta amalan apa saja yang dilakukan umat Muslim supaya bisa dipertemukan dengan malam Lailatul Qadar?
Pengertian Malam Lailatul Qadar
Dikutip dari NU Online, Kamis (4/4/2024), Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Prof. Muhammad Quraish Shihab menjelaskan mengenai pengertian dari malam Lailatul Qadar.
Menurutnya, malam Lailatul Qadar diartikan menjadi tiga makna, yaitu:
1. Malam yang Mulia
Lailatul Qadar diartikan sebagai malam yang mulia karena Al-Qur’an diturunkan tepat di malam Lailatul Qadar.
"Mulia, ya karena dia memang mulia, Al-Qur’an turun di situ," ujar Prof. Muhammad Quraish Shihab dalam video di akun YouTube Najwa Shihab, dikutip dari NU Online pada Kamis (4/4/2024).
2. Malam yang Sempit
Para ahli tafsir menjelaskan ketika malam Lailatul Qadar berlangsung banyaknya malaikat turun ke bumi sehingga akan terasa sempit.
"Kenapa sempit? Karena waktu Lailatul Qadar itu banyak sekali malaikat turun ke bumi, menjadi sempit karena banyaknya malaikat," ujarnya.
3. Malam Ketetapan
Prof. Quraish turut menjelaskan Allah menetapkan sesuatu untuk umat Muslim, misalnya diturunkannya Al-Qur’an dan bertemu dengan malam Lailatul Qadar.
"Tapi bisa jadi untuk orang per orang siapa yang bertemu dengan Lailatul Qadar hidupnya akan berubah. Jadi itu malam ketetapan," ujarnya.
Mengenai malam Lailatul Qadar telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an pada Surat Al-Qadar ayat ketiga, yang dijelaskan bahwa malam Lailatul Qadar lebih baik daripada 1000 bulan.
Adapun, Prof. Quraish menyebutkan 1000 bulan itu setara dengan 83 tahun.
“Satu hal yang perlu kita garis bawahi, 1000 itu apa artinya? Banyak. Bukan arti 83 tahun. Kalau saya berkata dia bawa alasan seribu satu alasan, bukan berarti angka yang di atas 1000 dan di bawah 1002. Tapi karena banyak tidak terjangkau banyaknya. Begitu juga di ayat itu," ujarnya.
Dia juga turut menerangkan arti dari Lailatul Qadar lebih baik daripada 1000 bulan, yaitu seseorang yang bertemu atau merasakan malam Lailatul Qadar di dunia dan di akhirat akan lebih jauh baik daripada tidak menemukan malam ini.
Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar
Prof. Quraish menjelaskan tanda-tanda orang yang merasakan atau mendapatkan malam Lailatul Qadar dengan menafsirkan Surat Al-Qadar ayat keempat, yakni:
1. Malaikat Turun Kepadanya
Prof. Quraish menjelaskan tanda dari orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar adalah malaikat selalu mengajak mengarah kepada kebaikan sehingga orang yang merasakan malam ini hidupnya akan terdorong untuk terus berbuat kebaikan.
"Jadi kalau ada orang berkata saya ketemu dengan Lailatul Qadar tapi kalau jalan hiupnya gini-gini (kurang baik), bohong itu. (Justru harusnya) dia selalu tertarik untuk kebaikan karena malaikat itu selalu mendorong terhadap kebaikan," ujarnya.
2. Hatinya Senantiasa Damai
Prof. Quraish menyampaikan tanda-tanda orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar hidupnya penuh dengan kedamaian, tidak dendam, dan tidak dengki.
Dia juga menyebutkan bahwa malam Lailatul Qadar tidak diketahui kapan tibanya dan hanya terjadi di bulan suci Ramadan sehingga umat Muslim bisa mempersiapkan diri dengan terus berbuat kebaikan.
“Tanggalnya nggak tahu kapan. Itu sebabnya dirahasiakan. Setiap saat kita siap untuk itu. Bukannya tujuan ayat ini (Al-Qadar) mendorong untuk beramal shaleh?" ujar Prof. Quraish.
Sementara itu, dikutip dari baznas.go.id, Kamis (4/4/2024), tanda-tanda malam Lailatul Qadar tiba, yakni matahari terbit tidak terlalu panas, angin berhembus dengan lembut, malam hari yang cerah atau terang, seperti tidak berawan, tidak hujan, dan tidak terlihat bintang-bintang.
"...Sesungguhnya tanda Lailatul Qadar adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu." (HR. Ahmad).
Amalan yang Dilakukan untuk Mendapatkan Malam Lailatul Qadar
Seperti diketahui, malam Lailatul Qadar tidak diketahui secara pasti kapan terjadinya. Maka dari itu, pada sepuluh malam terakhir umat Muslim dengan bersungguh-sungguh melakukan amalam-amalan supaya mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Dikutip dari situs Kementerian Agama RI, Berikut ini adalah amalan-amalan di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, yakni:
1. Memperpanjang Shalat Malam
Ketika memasuki sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, Rasulullah SAW dengan sahabatnya tidak tidur dengan menghabiskan sepuluh malam terakhir di bulan suci Ramadan untuk beribadah, shalat, zikir, dan lain-lain hingga bertemu waktu fajar.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Aisyah RA:
“Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Memperbanyak Sedekah
Meningkatkan sedekah dapat menjadi penyempurna ibadah puasa dan ibadah lainnya. Selain itu, sebagai ungkapan rasa syukur atas dipertemukannya kembali bulan suci Ramadan. Bersedekah tidak hanya berupa zakat fitrah dan zakat mal tetapi bisa dengan sedekah sunnah, seperi bersedekah memberikan bekal makanan Hari Raya Idulfitri untuk kaum dhuafa.
3. I’tikaf
I’tikaf diartikan dengan berdiam diri di masjid untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT, seperti berdzikir, berdoa, membaca Al-Qur’an, bershalawat, shalat sunnah, bertaubat, beristighfar, dan yang lainnya.
I’tikaf dilakukan setiap waktu, tetapi ditekankan untuk melakukannya di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Abdullah bin Umar RA,
“Rasulullah SAW beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan ramadan.” (HR. Muttafaq ‘alaih).
Akan tetapi, kegiatan beri’tikaf bisa dilakukan di rumah masing-masing apabila terdapathalangan.
4. Tilawah Al-Qur’an
Meningkatkan untuk terus membaca Al-Qur’an menjadi salah satu ibadah yang utama di sepuluh malam terakhir di bulan suci Ramadan yang bisa dilakukan oleh umat Muslim di masjid atau di rumah.