Ribuan orang warga Israel turun ke jalan di Yerusalem pada Minggu (31/3). Mereka menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Demo besar di Israel telah terjadi dua hari beruntun sejak Sabtu. Selain menuntut Netanyahu mundur masa meminta upaya ekstra demi membebaskan sandera di Gaza.
Para demonstran dalam unjuk rasa itu memblokir jalan tol. Sebelumnya mereka menggelar demo di depan kantor parlemen Israel, sambil melakukan aksi pembakaran dan mengibarkan bendera Bintang Daud.
Untuk membubarkan massa polisi menggunakan meriam air. Meski dihantam meriam air para demonstran tetap berteriak: Netanyahu harus mundur.
Perwakilan demonstran menyatakan, bahwa demo di Yerusalem merupakan yang terbesar sejak perang Gaza pecah sejak Oktober 2023.
“Rakyat marah, mereka lelah, mereka mau pemilu. Mereka menyalahkan Bibi (panggilan Netanyahu) dan pemerintah, yang bertanggung jawab atas segalanya,” kata salah seorang demonstran Dana Shor seperti dikitip dari AFP.
Saat ini Netanyahu sedang menjalani operasi hernia. Ia beberapa hari terakhir mendapat tekanan akibat perang di Gaza.
Sebagian besar demonstran menumpahkan kemarahan kepada Netanyahu, lantaran dianggap gagal melindungi Israel dari Hamas. Perang di Gaza dimulai saat Hamas menyerang Israel yang menyebabkan ribuan orang tewas dan 250 warga disandera.
Keluarga warga yang disandera Hamas menegaskan, akan menggelar demo setiap hari sampai seluruh sandera bebas.