Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengaku negaranya telah bersiap menghadapi serangan Iran, bahkan sejak beberapa tahun terakhir.
“Dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam beberapa minggu terakhir, Israel telah bersiap menghadapi serangan langsung oleh Iran,” kata Netanyahu dikutip dari Reuters, Minggu (14/4).
Karena persiapan yang matang inilah, Netanyahu menyebut pihaknya mengaku bisa mengatasi serangan drone dan rudal Iran dengan baik.
“Sistem pertahanan kami telah dikerahkan, kami siap menghadapi skenario apa pun, baik secara defensif maupun ofensif. Negara Israel kuat. IDF kuat,” katanya.
Pada Sabtu (13/4) malam waktu setempat, Iran meluncurkan ratusan drone ke wilayah Israel secara besar-besaran. Serangan ini merupakan puncak dari perselisihan sejak awal April lalu.
Perselisihan antara dua negara ini dipicu oleh insiden serangan ke kompleks kedutaan Iran di Damaskus yang menewaskan 7 orang.
Lebih lanjut mengenai serangan ini, Netanyahu memberikan ucapan terima kasih kepada Amerika, Inggris, dan Prancis yang membantu Israel menembak jatuh drone yang menyerang Israel.
Netanyahu bahkan mengancam akan melakukan serangan balasan.
“Kami mengapresiasi sikap Amerika yang berada di sisi Israel, serta dukungan Inggris, Prancis, dan banyak negara lainnya. Kami telah menetapkan prinsip yang jelas, siapapun pun yang merugikan kami, kami akan merugikan mereka,” kata Netanyahu.
Serangan Balasan Iran
Sebelumnya, Israel membombardir dari udara kantor kedutaan mereka di Ibu Kota Suriah, Damaskus, Senin (1/4). Serangan Israel itu menewaskan 13 orang termasuk pasukan Garda Revolusi dan dua orang jenderal.
Kedubes Iran di Indonesia memberikan penjelasan terkait serangan terhadap Israel. Mereka menegaskan, ini adalah serangan balasan dan rangka membela diri. Target mereka adalah pangkalan militer Zionis Israel.
"Pada hari ini (14 April 2024) angkatan bersenjata Republik Islam Iran dalam menjalankan hak wajarnya untuk membela diri," jelas keterangan resmi Kedubes Iran di RI.