Inti bumi dipercaya memiliki suhu berkisar antara 4.400 hingga 6.000 derajat celsius.
Suhu ini lebih panas daripada permukaan matahari yang "hanya" 5.500 derajat celsius.
Dikutip dari National Gheographic, inti bumi adalah bola padat kaya zat dengan ketebalan sekitar 750 mil (1.200 kilometer) dan berada 1.802 mil (2.900 kilometer) di bawah permukaan bumi
Akibat pemanasan global yang dan meningkatnya suhu permukaan bumi, terdapat asumsi bahwa inti bumi mungkin akan mengalami sedikit pendinginan. Bagaimana jika suhu panas dari inti bumi mengalami penurunan atau pendinginan?
Pendinginan suhu inti bumi
Panas dari inti bumi disebabkan oleh banyak hal, seperti dari panas sisa pembentukan bumi, peluruhan radioaktif, hingga konveksi panas dari mantel bumi.
Para ilmuwan memprediksi, bumi akan membutuhkan waktu miliaran tahun lagi untuk menjadi dingin hingga mencapai suhu luar angkasa karena banyaknya pembuangan panas dari planet ini.
Meskipun demikian, pendinginan suhu bumi dapat terjadi. Ketika hal tersebut terjadi kehidupan di bumi tidak akan pernah sama lagi.
Akibat pendinginan inti bumi
Dilansir dari How Stuff Works, jika inti bumi mengalami pendinginan, beberapa hal berikut dapat terjadi:
1. Medan magnet bumi akan melemah
Medan magnet bumi dihasilkan oleh konveksi panas dari besi cair di inti luar bumi. Saat proses tersebut berhenti, inti bumi akan mendingin. Akibatnya, medan magnet bumi akan hilang.
Hal tersebut juga menyebabkan bumi lebih rentan terhadap radiasi kosmik dan partikel berbahaya dari matahari.
2. Aktivitas tektonik bumi akan berhenti
Aktivitas tektonik bumi, seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi, didorong oleh panas dari inti bumi. Saat inti bumi mendingin, aktivitas ini akan berkurang bahkan berhenti.
3. Iklim bumi akan berubah.
Pendinginan inti bumi akan menyebabkan perubahan pada aliran panas bumi. Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan iklim global seperti, zaman es global, atau perubahan pola cuaca yang ekstrem.
4. Kematian massal spesies.
Perubahan iklim dan hilangnya medan magnet bumi akan menyebabkan kepunahan massal spesies.
Dampak-dampak tersebut tidak akan terjadi secara bersamaan. Namun, penting untuk memahami proses ini dan dampaknya agar dapat mempersiapkan diri untuk masa depan.