Ada "Bulan" lain yang mengorbit Bumi. Para ilmuwan pun mengira mereka tahu asal kawah Bulan yang sebenarnya adalah asteroid itu.
Sebuah studi baru, yang diterbitkan pada 19 April 2024 di jurnal Nature Astronomy, menemukan bahwa asteroid dekat Bumi 469219 Kamo'oalewa mungkin terlempar ke luar angkasa ketika batu luar angkasa selebar 1,6 km menghantam Bulan, sehingga menciptakan kawah Giordano Bruno.
Pantulan cahaya di Kamo'oalewa cocok dengan pantulan cahaya batuan Bulan yang sudah lapuk, dan ukuran, usia, serta putarannya semuanya sesuai dengan kawah selebar 22 km, yang terletak di sisi terjauh Bulan.
Tiongkok berencana meluncurkan misi pengembalian sampel ke asteroid tersebut pada tahun 2025. Misi tersebut akan mengembalikan potongan Kamo'oalewa sekitar 2,5 tahun kemudian.
Kamo'oalewa ditemukan pada tahun 2016 oleh para peneliti di Observatorium Haleakala, Hawaii. Kamo'oalewa memiliki diameter sekitar 30 hingga 60 meter, dan berputar dengan cepat satu putaran setiap 28 menit.
Asteroid tersebut mengorbit Matahari dengan jalur yang mirip dengan Bumi, terkadang mendekati dalam jarak 16 juta km.
Studi lanjutan menunjukkan bahwa spektrum cahaya yang dipantulkan oleh Kamo'oalewa sangat mirip dengan spektrum yang dipantulkan sampel yang dibawa kembali ke Bumi melalui misi bulan, serta dengan meteorit yang diketahui berasal dari Bulan.
Peneliti pertama-tama menghitung ukuran objek dan kecepatan tumbukan yang diperlukan untuk mengeluarkan pecahan seperti Kamo'oalewa dari permukaan bulan, serta ukuran kawah yang akan tertinggal.
Mereka memperkirakan bahwa asteroid tersebut mungkin dihasilkan dari tumbukan 45 derajat dengan kecepatan sekitar 18 kilometer per detik dan akan meninggalkan kawah selebar 10 hingga 20 km.
Peneliti mengatakan, terdapat puluhan ribu kawah sebesar ini di bulan, namun sebagian besar merupakan kawah kuno.
Asteroid dekat Bumi biasanya hanya bertahan sekitar 10 juta tahun, atau paling lama hingga 100 juta tahun, sebelum mereka menabrak matahari atau sebuah planet atau terlempar keluar dari tata surya seluruhnya. Dengan melihat kawah-kawah muda, tim mempersempit kandidat menjadi beberapa lusin pilihan.
Para peneliti fokus pada Giordano Bruno, yang memenuhi persyaratan ukuran dan usia. Mereka menemukan bahwa dampak yang terbentuk Giordano Bruno bisa saja menciptakan sebanyak tiga objek mirip Kamo'oalewa yang masih ada. Hal ini menjadikan kawah Giordano Bruno kemungkinan besar menjadi sumber asteroid.
Konfirmasi selanjutnya akan dirilis setelah misi Tianwen-2 membawa kembali sepotong Kamo'oalewa ke Bumi. Para ilmuwan sudah memiliki sampel dari yang diyakini sebagai ejecta dari kawah Giordano Bruno pada sampel Luna 24, sepotong batu bulan yang dibawa kembali ke Bumi dalam misi NASA tahun 1976. Dengan membandingkan keduanya, peneliti dapat memverifikasi asal usul Kamo'oalewa.