Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal balistik ke wilayah Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam dalam aksi yang disebut Operation True Promise.
Serangan ini dilakukan sebagai balasan atas serangan yang diduga dilakukan Israel ke konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024. Kejadian ini mengakibatkan setidaknya 13 orang tewas, termasuk seorang komandan militer Iran.
Pelajari selengkapnya
Iran meluncurkan serangan dengan target fasilitas militer Israel. Ini termasuk pangkalan udara Nevatim di Gurun Negev yang diduga menjadi tempat peluncuran serangan ke konsulat Iran di Suriah.
Akibat serangan ini, pangkalan udara Israel mengalami kerusakan meski tetap dapat beroperasi. Sementara seorang anak perempuan usia tujuh tahun dikabarkan terluka akibat pecahan rudal.
Lalu, bagaimana potensi serangan balasan yang mungkin dilakukan Israel kepada Iran?
Kemungkinan serangan balik Israel
Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Hossein Salami mengatakan serangan Iran ke Israel berhasil dilakukan.
“Operasi tersebut mencapai tingkat keberhasilan yang melebihi ekspektasi kami,” ujar dia, diberitakan Al Jazeera.
Sementara itu, perwakilan Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan masalah tersebut sudah selesai, kecuali ada tindakan lebih lanjut dari Israel.
“Masalahnya dapat dianggap selesai. Namun, jika rezim Israel melakukan kesalahan lagi, tanggapan Iran akan jauh lebih parah,” katanya.
Iran juga mewanti-wanti agar Israel maupun negara sekutunya seperti Amerika Serikat tidak melakukan serangan balasan. Jika tetap menyerang, mereka akan melakukan serangan lebih parah.
Meski begitu, pejabat Israel mendorong serangan balasan ke Iran. Ini untuk menghalangi lawan menyerang dan mengganggu warga mereka.
“Kita harus merespons, agar roket dari Iran tidak menjadi rutin seperti roket dari Gaza,” kata anggota parlemen Israel, Galit Distel Atbaryan, dikutip dari Time.
Menteri Israel Benny Gantz juga mengatakan Israel akan merespons serangan itu dengan cara tertentu. Namun, tidak menjelaskan secara spesifik caranya.
“Episode ini belum berakhir. Kami akan membangun koalisi regional melawan ancaman Iran dan kami akan mengambil tindakan balasan pada mereka pada waktu yang kami inginkan,” serunya.
Shopee Mart - Gratis ongkir tanpa min. belanja ke seluruh Indonesia
Involve Asia
Shopee Mart - Gratis ongkir tanpa min. belanja ke seluruh Indonesia
Ad
Pelajari selengkapnya
Meski begitu, Presiden AS Joe Biden telah mendesak Israel tidak membalas serangan tersebut untuk menghindari eskalasi menjadi perang regional yang lebih luas.
Sementara Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron mengatakan negara-negara Barat sedang mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap Iran.
Baca juga: Israel Disebut Batal Balas Iran Setelah Netanyahu Ditelepon Biden
Skenario serangan balasan Israel
Dikutip dari Foreign Policy, setidaknya ada tiga kemungkinan skenario serangan balasan yang akan dilakukan Israel kepada Iran.
1. Menyerang program nuklir Iran
Iran diketahui sebagai salah satu negara yang memiliki teknologi nuklir yang dapat dikembangkan untuk pembuatan senjata. Hal ini membuat fasilitas nuklir Iran menjadi target menarik bagi Israel.
“Jika Israel benar-benar merespons Iran, tindakannya bisa sama pentingnya dengan menyerang fasilitas senjata nuklir Iran atau menyerang basis industri pertahanan mereka,” ungkap mantan pejabat pertahanan AS Michael Mulroy.
Namun, tindakan ini berisiko gagal karena salah satu fasilitas nuklir terbesar Iran di Natanz berada di pegunungan dalam sehingga mungkin sulit ditembus. Selain itu, serangan yang gagal dapat membuat Iran beralih meluncurkan nuklirnya ke lawan.
Di sisi lain, serangan ini dapat menarik dukungan negara-negara Arab dan kelompok militer seperti Hizbullah di Lebanon ke Iran.
2. Menargetkan fasilitas militer Iran
Skenario lain, Israel dapat menyerang sasaran di wilayah Iran yang tidak terkait langsung dengan program nuklir atau menargetkan para pemimpin militer di sana. Israel juga dapat menyerang situs militer, gudang senjata dalam negeri, atau markas besar IRGC.
Sayangnya, tindakan ini dapat memicu eskalasi lebih besar di wilayah tersebut. Serangan itu juga membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menargetkan pemimpin militer Iran yang bersembunyi.
3. Menargetkan proksi Iran dan serangan siber
Alternatif serangan lain yang dilakukan Israel dapat dengan menargetkan proksi Iran di Timur Tengah atau melakukan serangan siber terhadap Iran.
Proksi Iran adalah kelompok-kelompok militer yang bekerja sama ataupun memiliki sekutu dengan Iran. Kelompok ini seperti Hamas, Hizbullah, Houthi, dan beberapa kelompok lainnya.
Serangan ke kelompok militer ini dapat menyebabkan kerugian besar bagi mereka. Namun, Israel juga akan rugi jika melakukan perang besar-besaran.
Hal yang jadi pertimbangan Israel
Terpisah, peneliti di Institut Studi Keamanan Nasional Israel yang berfokus pada Iran, Raz Zimmit menyatakan, ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan Israel sebelum menyerang Iran.
“Pertama, bagaimana Iran akan merespons, karena mereka telah dengan jelas menyatakan bahwa pembalasan Israel akan ditanggapi dengan reaksi yang lebih keras,” katanya, dilansir dari The Guardian.
“Kedua, posisi AS. Biden tidak tertarik pada eskalasi dan ingin mengakhiri pertarungan ini," tambah dia.
"Dan ketiga, sejak (konflik Hamas-Israel pada 7 Oktober 2023), Israel berusaha menghindari pembukaan front baru sehingga mereka dapat fokus memerangi Hamas di Gaza," pungkasnya.