Sebuah tim ahli PBB melaporkan pada Senin (5/3/2024) bahwa ada kemungkinan terjadinya pemerkosaan berkelompok di beberapa lokasi selama serangan 7 Oktober terhadap Israel oleh Hamas.
Tim tersebut dipimpin oleh utusan khusus PBB untuk kekerasan seksual dalam konflik, Pramila Patten ketika mengunjungi Israel antara 29 Januari dan 14 Februari 2024.
Misinya ialah mengumpulkan, menganalisis dan memverifikasi informasi tentang kekerasan seksual yang terkait dengan serangan 7 Oktober 2023.
"Informasi tidak langsung yang dapat dipercaya, yang mungkin merupakan indikasi beberapa bentuk kekerasan seksual, termasuk mutilasi alat kelamin, penyiksaan seksual, atau perlakuan kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat, juga dikumpulkan," demikian isi laporan PBB setebal 24 halaman, sebagaimana diberitakan Reuters pada Selasa (5/3/2024).
Tetapi, kelompok Hamas telah berulang kali menolak tuduhan kekerasan seksual.
Sebelumnya, Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 dan menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 253 orang, menurut penghitungan Israel.
Pembalasan Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan sekitar lebih dari 30.000 warga Palestina, kata otoritas kesehatan di daerah kantong yang dikelola Hamas.
"Tim menemukan informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa beberapa sandera yang dibawa ke Gaza telah menjadi sasaran berbagai bentuk kekerasan seksual terkait konflik dan memiliki alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa kekerasan tersebut mungkin sedang berlangsung," kata laporan PBB.
Selain itu, tim tersebut mengatakan bahwa penyelidikan menyeluruh akan diperlukan untuk menentukan besaran keseluruhan, ruang lingkup dan penyebab spesifik kekerasan seksual tersebut.
Meski demikian, Tim PBB mengatakan bahwa mereka juga menerima informasi dari sumber-sumber lembaga dan masyarakat sipil serta wawancara langsung.
Yakni terkait kekerasan seksual terhadap laki-laki dan perempuan Palestina di tempat penahanan, selama penggerebekan rumah dan di pos pemeriksaan setelah 7 Oktober.
Hal itu diungkapkan pusat penahanan yang berada di Israel.
Tim PBB mengatakan bahwa mereka mengajukan tuduhan tersebut kepada Kementerian Kehakiman dan Advokat Jenderal Militer Israel, yang mengatakan tidak ada pengaduan mengenai kekerasan seksual terhadap anggota Pasukan Pertahanan Israel yang telah diterima.
Tetapi, Israel bersikap kritis terhadap tanggapan PBB terhadap serangan 7 Oktober.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada akhir tahun lalu mengatakan bahwa kekerasan seksual yang dilakukan pada 7 Oktober harus diselidiki dan dituntut.
"Kekerasan berbasis gender harus dikutuk. Kapan saja, di mana saja," tegas Guterres.
Sementara Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, kepada Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang pada Senin (4/3/2024) pagi mempertanyakan beberapa hal.
"PBB mengaku peduli terhadap perempuan, namun saat ini perempuan Israel diperkosa dan dianiaya oleh milisi Hamas. Di mana suara PBB? Di mana suara Anda?" tanya Erdan.
"Hamas harus menghadapi tekanan yang tak henti-hentinya untuk mengakhiri kekerasan seksual mereka dan segera membebaskan semua sandera," ungkap dia.