Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Selain Jalur Gaza,Israel Diduga akan Kirim Pasukan ke Tepi Barat Jelang Ramadan

Maret 07, 2024 Last Updated 2024-03-07T14:12:59Z


Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, mengabarkan adanya sebuah dokumen rahasia militer Israel yang bocor ke publik.


Dokumen itu berisi perintah Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, yang memperingatkan akan meningkatnya situasi di Tepi Barat selama bulan Ramadan.


"Ketakutan akan eskalasi di Yudea dan Samaria (Tepi Barat) selama bulan Ramadhan. Ini akan menghancurkan tujuan perang di Gaza," bunyi dokumen itu yang dirilis Yedioth Ahronoth, Rabu (6/3/2024).


Dokumen yang disiapkan oleh Menteri Pertahanan Yoav Galant itu ditujukan kepada Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel, Herzi Halevy; Kepala Shin Bet, Ronen Bar; Mossad, David Barnea; Dewan Keamanan Nasional, Tzachi Hanegbi; Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset; Perdana Menteri Benjamin Netanyahu; Menteri Benny Gantz; dan Menteri Gadi Eisenkot.


Yoav Gallant mengatakan kemungkinan Israel perlu memindahkan pasukan dari Gaza dan perbatasan utara Israel ke Tepi Barat.


Dalam dokumen itu, Yoav Gallant mengatakan ledakan itu mungkin terjadi karena masifnya informasi di internet, situasi ekonomi di wilayah Otoritas Palestina, dan pernyataan yang menghasut dari politisi Israel.


Yoav Gallant merekomendasikan agar umat Islam diperbolehkan beribadah di kompleks masjid Al-Aqsa sebanyak mungkin, menurut dokumen tersebut.


Setelah dokumen itu bocor ke publik, Yoav Gallant memperingatkan agar tidak menyebarkan informasi rahasia apapun secara tertulis.


"Berbagai sumber mengatakan Gallant sebenarnya melontarkan pernyataan tersebut dalam beberapa pertemuan tertutup, namun kini ia memperingatkan agar tidak menyampaikannya secara tertulis dan dalam peredaran yang relatif luas," lapor Yedioth Ahronoth.


Diskusi mengenai masalah di Tepi Barat itu diadakan Selasa (5/3/2024) dengan partisipasi Perdana Menteri Netanyahu.


Yedioth Ahronoth mengatakan peningkatan eskalasi di Tepi Barat dapat mengganggu fokus Israel dalam agresinya di Jalur Gaza.


Baca juga: IDF Serang Ramallah Tepi Barat, Remaja Tewas Ditembak IDF di Leher, Buldoser Hancurkan Infrastruktur


“Eskalasi akan menyulitkan kami untuk terus memfokuskan upaya kami dan melaksanakan tugas tentara Israel untuk mencapai tujuan perang karena kebutuhan untuk mentransfer pasukan ke Yudea dan Samaria (Tepi Barat) dari Israel, serta sektor lain,” katanya, mengacu pada Jalur Gaza dan Lebanon.


Dokumen tersebut menuduh peningkatan keamanan di Tepi Barat adalah demi kepentingan Iran.


Yedioth Ahronoth mengatakan mereka memperoleh dokumen tersebut, dan mengutip pernyataan kantor Yoav Gallant yang mengonfirmasi kebenarannya.


"Kami menyesali kebocoran materi sensitif yang tidak bertanggung jawab," katanya.


Namun, mereka menolak mengomentari dokumen tersebut, seperti diberitakan Raialyoum.


Hamas Palestina vs Israel


Segera setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel mulai membombardir Jalur Gaza.


Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 30.717 jiwa dan 72.156 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (6/3/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Xinhua News.


Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

×