Pimpinan Hamas, Marwan Issa, tewas akibat serangan udara Israel. Laporan itu diungkap Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, pada Senin (18/3).
Sullivan mengatakan Israel menyerang saat Issa sedang bersembunyi di jaringan terowongan bawah tanah.
Setelah kematian Issa, Sullivan berjanji AS akan membantu Israel memburu pimpinan Hamas lainnya.
“Keadilan harus ditegakkan,” kata Sullivan seperti dikutip dari BBC.
Meski berjanji membantu, Sullivan mengatakan bahwa Presiden Joe Biden sudah memperingatkan PM Israel Benjamin Netanyahu bahwa serangan ke Rafah adalah kesalahan. Rafah merupakan target terakhir di Gaza.
Sekilas Profil Issa
Issa memegang jabatan sebagai deputi komandan militer. Kematian Issa menjadikan dia pemimpin senior Hamas pertama yang tewas pada perang di Gaza.
Pecah sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel ke Gaza menewaskan 31 ribu orang lebih. Mayoritas korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak.
Terkait kematian Issa, sampai sekarang Hamas masih bungkam.
Menurut laporan sumber media di Israel, Issa tewas saat serangan udara yang ditargetkan ke kompleks terowongan bawah tanah di kamp pengungsi Nuseirat. Serangan di Gaza tengah terjadi sekitar pekan lalu.
Menjabat sebagai deputi komandan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, nama Issa masuk daftar buronan paling dicari Israel.
Issa dituduh terkait pembunuhan 1.200 warga saat Hamas menyerang Israel. Serangan itu memicu Israel menyerang Gaza tanpa pandang bulu.
Semasa hidup Issa berulang kali masuk penjara Israel. Terakhir Issa bebas dari tahanan Israel pada 2000 lalu.