Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pesawat AS Mulai Jatuhkan Bantuan di Gaza, Ada 66 Paket Berisi 38.000 Makanan

Maret 03, 2024 Last Updated 2024-03-03T08:10:56Z


Pesawat kargo C-130 milik Militer Amerika Serikat (AS) dilaporkan mulai menjatuhkan bantuan makanan dalam bentuk palet di Jalur Gaza pada Sabtu (2/3/2023).


Sebagaimana dilaporkan Associated Press (AP), tiga pesawat dari Pusat Pasukan Udara AS menjatuhkan 66 paket yang berisi sekitar 38.000 makanan ke Gaza pada pukul 08.30 pagi waktu setempat.


Paket-paket itu dijatuhkan di barat daya Gaza, di pantai di sepanjang pesisir Mediterania.


Penerjunan ini dikoordinasikan dengan Angkatan Udara Yordania, yang mengatakan telah melakukan dua kali penerjunan bantuan makanan pada hari Sabtu di Gaza utara dan sudah melakukan beberapa kali penerjunan dalam beberapa bulan terakhir.


"Operasi gabungan ini melibatkan pesawat C-130 Angkatan Udara AS dan RJAF serta Tentara Angkatan Darat yang berspesialisasi dalam pengiriman pasokan melalui udara, membuat bungkusan, dan memastikan pengiriman bantuan makanan yang aman," kata Komando Pusat AS dalam sebuah unggahan di media sosial X.


Pengiriman bantuan dari AS ini diharapkan menjadi yang pertama dari sekian banyak bantuan lainnya untuk dikirim ke Gaza.


Tiga pejabat pemerintahan Biden mengatakan, pesawat-pesawat tersebut menjatuhkan Makanan Siap Saji Militer (MRE) di lokasi-lokasi yang dianggap paling aman bagi warga sipil untuk mengakses bantuan.


MRE adalah makanan siap saji yang dapat disimpan dan mengandung kalori untuk satu hari dalam setiap kemasan yang disegel.


"Setelah itu, AS memantau lokasi-lokasi tersebut dan dapat melihat warga sipil mendekati dan membagikan makanan di antara mereka sendiri," kata para pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim.


Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden pada Jumat (1/3/2024) menyatakan negaranya akan segera mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza via udara bersama Yordania dan sejumlah negara lainnya.


Keputusan Biden disampaikan sehari setelah sedikitnya 115 warga Palestina tewas ditembaki pasukan Israel saat menyambut kedatangan bantuan kemanusiaan di Kota Gaza yang dikirim via darat pada Kamis (29/2/2024).


Ketika itu ada ratusan orang yang menyerbu sekitar 30 truk yang membawa bantuan sebelum fajar menyingsing ke arah utara.


Warga Palestina mengatakan bahwa pasukan Israel yang berada di dekatnya menembaki kerumunan massa.


Israel mengatakan mereka melepaskan tembakan peringatan ke arah kerumunan dan bersikeras bahwa banyak korban tewas terinjak-injak.


Mengapa via udara?


Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, pada Jumat mengatakan operasi udara tersebut direncanakan untuk memberikan bantuan kemanusiaan darurat dengan cara yang aman kepada orang-orang di lapangan.


Amerika Serikat yakin bahwa bantuan udara akan membantu mengatasi situasi yang mengerikan di Gaza.


Namun, mereka menganggap, bantuan tersebut bukanlah pengganti truk yang dapat mengangkut lebih banyak bantuan secara lebih efektif.


Kirby mengatakan, bahwa bantuan dari udara memiliki keunggulan dibandingkan truk karena pesawat dapat memindahkan bantuan ke lokasi tertentu dengan sangat cepat.


Tetapi dalam hal volume, bantuan dari udara akan menjadi "pelengkap, bukan pengganti untuk memindahkan barang melalui jalur darat".


Pesawat C-130 banyak digunakan untuk mengirimkan bantuan ke tempat-tempat terpencil karena kemampuannya untuk mendarat di lingkungan yang keras.


C-130 dapat mengangkut kargo seberat 42.000 pon dan para awaknya tahu cara memasang kargo, yang terkadang bisa termasuk kendaraan, ke dalam palet besar yang dapat diturunkan dengan aman dari bagian belakang pesawat.


Loadmaster Angkatan Udara mengamankan muatan ke palet dengan jaring yang dipasang untuk dilepaskan di bagian belakang C-130, dan kemudian kru melepaskannya dengan parasut ketika pesawat mencapai zona pengiriman yang dituju.


C-130 Angkatan Udara telah digunakan pada tahun-tahun sebelumnya untuk menjatuhkan bantuan kemanusiaan melalui udara ke Afghanistan, Irak, Haiti, dan lokasi lainnya.


Sejak perang dimulai pada 7 Oktober, Israel telah melarang masuknya makanan, air, obat-obatan dan pasokan lainnya, kecuali tetesan bantuan yang masuk ke selatan dari Mesir melalui penyeberangan Rafah dan penyeberangan Kerem Shalom di Israel.


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa seperempat dari 2,3 juta penduduk Gaza menghadapi kelaparan.


Para pejabat bantuan mengatakan bahwa bantuan melalui udara bukanlah cara yang efisien untuk mendistribusikan bantuan dan merupakan pilihan terakhir.

×