Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pejabat Senior Israel: Tentara IDF Kekurangan Amunisi dan Persenjataan,Israel Mungkin Kalah Perang

Maret 16, 2024 Last Updated 2024-03-16T02:41:28Z


Seorang pejabat senior Israel secara terbuka mengatakan kepada saluran Amerika ABC, pada Jumat (15/3/2024), kalau tentara Israel (IDF) kini mengalami krisis amunisi dan persenjataan.


Dilansir Khaberni, pejabat pemerintahan di Tel Aviv itu merinci kalau IDF kekurangan peluru artileri 155 mm dan peluru tank 120 mm.


Dia juga menekankan kebutuhan tentara IDF akan beberapa peralatan militer berpemandu yang sensitif.


Dia menjelaskan, setiap penundaan pengiriman bantuan Amerika Serikat (AS) ke Israel menimbulkan kekhawatiran mengingat keengganan Eropa untuk menjual senjata ke Tel Aviv.


Dia juga dan menekankan bahwa Israel mungkin kalah perang jika amunisi dan legitimasi yang sudah habis tidak tersedia.


Dia menjelaskan, AS telah mulai menunda sejumlah bantuan militer ke Israel, dan mengatakan bahwa Tel Aviv tidak sepenuhnya mengetahui alasan penundaan bantuan militer dari Washington tersebut.


Namun begitu, sang pejabat senior di pemerintahan Benjamin Netanyahu ini yakin rasa frustrasi AS terhadap langkah-langkah Netanyahu terhadap perang Israel di Gaza menjadi satu di antara alasan.


"Sementara itu, para pejabat Amerika mengatakan kepada ABC kalau tidak ada perubahan dalam kebijakan mereka atau penundaan yang disengaja dalam pengiriman bantuan atau penjualan ke Israel," tulis laporan Khaberni.


Faktor Penyebab Krisis, Israel Hadapi Dua Front Sekaligus


Perang yang sedang berlangsung di Gaza dan konfrontasi dengan Perlawanan Lebanon di front utara dilaporkan telah menyebabkan kekurangan amunisi dan pasokan dalam gudang senjata pasukan pendudukan Israel (IDF).


Kabar itu dikeluarkan stasiun penyiaran Israel Kan melaporkan pada Jumat (8/3/2024).


Situasi krisis amunisi disebutkan membuat perwakilan Israel mengunjungi Departemen Luar Negeri dan Pertahanan Amerika Serikat (AS).


"Kunjungan perwakilan Israel ini untuk mencari bantuan AS dalam sektor pertahanan, khususnya dalam hal senjata dan amunisi,” seperti yang dilaporkan Carmela Menashe, koresponden urusan militer media tersebut.


Menashe menjelaskan, tentara IDF saat ini sedang menghemat amunisi karena situasi kekurangan persediaan yang mereka hadapi.


"Ini adalah bagian dari masalah keamanan dan militer yang dihadapi saat ini," kata laporan tersebut.


Dalam konteks yang sama, koresponden Israel tersebut menyebutkan kalau AS juga mengalami "kesulitan yang signifikan dalam menyetujui permintaan amunisi Israel."


Terpaksa Pakai Tank Tua


Situasi krisis amunisi itu membuat militer pendudukan Israel baru-baru ini mulai mengerahkan kendaraan lapis baja yang berusia tua, termasuk tank dan pengangkut personel lapis baja.


Hal ini dilaporkan karena overload-nya permintaan di tengah terbatasnya produksi di pabrik-pabrik dalam memenuhi tuntutan perang genosida di Gaza dan agresi terhadap Lebanon.


Menashe mengatakan, Israel “tidak cukup siap” untuk melaksanakan rencana mereka.


Perlu dicatat bahwa media Israel telah menyatakan keprihatinan tentang kekurangan amunisi sejak awal perang.


Tentara pendudukan Israel juga telah berulang kali mengeluh tentang kekurangan peralatan dan rendahnya kesiapan produksi.


Blokade Laut Merah Houthi Sukses 


Hal yang berkontribusi terhadap krisis amunisi bagi tentara IDF adalah blokade laut yang diberlakukan oleh Angkatan Bersenjata Yaman terafiliasi Houthi terhadap kapal-kapal yang menuju ke pelabuhan-pelabuhan yang diduduki Israel melalui Laut Merah, menurut mantan wakil walikota Haifa, Nahshon Tzuk.


Tzuk mengatakan, blokade tersebut mempersulit pengiriman amunisi kepada pasukan pendudukan Israel.


Selain itu, penurunan persediaan amunisi global "memaksa Israel untuk mengatur laju bombardemen dan serangannya di Gaza," di tengah kemungkinan adanya perkembangan eskalasi konflik di front utara dengan Hizbullah, menurut media Israel.


Saat ini, perang Angkatan Bersenjata Ukraina melawan Rusia telah merugikan AS dan sekutu Baratnya dalam jumlah besar dalam hal persediaan peralatan militer, termasuk kendaraan lapis baja, peluru artileri 155 mm, pencegat, dan sistem pertahanan udara.


Amunisi anti-udara dan peluru artileri, khususnya, mengalami lonjakan permintaan di Asia Barat, karena Israel menghadapi ancaman udara dari Hizbullah, milisi Perlawanan Palestina di Jalur Gaza, Perlawanan Islam di Irak, Angkatan Bersenjata Yaman dan milisi Houthi, serta kelompok milisi perlawanan yang meluncurkan serangan dari Suriah.


Adapun AS dan sekutu-sekutunya juga telah menggunakan secara besar-besaran amunisi pencegat rudal bernilai jutaan dolar di Laut Merah ketika mereka berupaya, namun gagal, untuk menggagalkan operasi serangan Angkatan Bersenjata Yaman di Laut Merah.

×