Mobil listrik asal China, yakni BYD memiliki sebuah fitur bernama vehicle to load (V2L) yang membuat kendaraan mampu mengalirkan tenaga listrik ke peralatan elektronik lain khususnya kebutuhan rumah tangga.
Beberapa peralatan yang bisa memanfaatkan fitur ini adalah perangkat elektronik lainnya, seperti laptop, ponsel, atau peralatan camping. Adapun, fitur yang dapat dilakukan untuk seluruh model BYD ini dapat dipakai hingga kapasitas daya 15%.
Head of Marketing & Communication PT BYD Motor Indonesia, Luther T. Panjaitan mengatakan spesifikasi output dari produk yang dipasarkan memiliki tegangan 220 volt, dan frekuensi 50 hz.
Dia juga menyarankan penggunaan fitur ini harus memastikan state of charge (SOC) dari baterai di atas 15% sehingga cukup untuk memanfaatkannya. Setelah menggunakan fitur ini, pengguna bisa ke tempat pengisian terdekat apabila daya telah dipakai.
“Pastikan vertical take-off and landing [VTOL], dan connector terhubung secara sempurna, serta tidak kotor. Saat pemakaian VTOL harap tidak memegang komponen disekitar charging port,” katanya kepada Bisnis, Rabu (27/3/2024).
BYD Atto 3, Seal, dan Dolphin yang dipasarkan di Indonesia saat ini masih mengandalkan material lithium iron phosphate (LFP) dengan teknologi bernama Blade Battery. Jenis ini dikembangkan dari sel-sel tunggal yang disusun dalam sebuah pack baterai.
Struktur battery-pack yang lebih optimal tersebut diklaim membuat pemanfaatan ruang dari produk meningkat lebih dari 50% bila dibandingkan jenis lithium iron phosphate konvensional.
Teknologi Blade Battery yang disematkan ini juga diklaim memiliki durasi hingga seumur hidup atau lifetime dengan jarak tempuh sampai 1,2 juta kilometer.
Harga untuk model Dolphin tipe Premium Extended dipatok Rp425 juta, sedangkan Atto 3 tipe Superior seharga Rp515 juta. Sementara untuk model Seal tipe Premium Variant senilai Rp629 juta, dan Performance Variant Rp719 juta.