Buya Hamka berkeyakinan bahwa Islam dibawa langsung oleh saudagar dari Makkah, bukan dari Gujarat.
Karena itulah dia tidak sepakat dengan Teori Gujarat yang menyebut Islam dibawa oleh para pedagang dari wilayah India itu.
Artikel ini akan jelaskan alasan Buya Hamka yang berkeyakinan bahwa Islam dibawa langsung oleh saudagar dari Makkah.
Ada beberapa teori terkait masuknya Islam ke Indonesia.
Salah satunya adalah Teori Makkah, salah satu tokohnya adalah Buya Hamka.
Buya Hamka menggunakan berita yang diangkat dari Berita Cina Dinasti Tang sebagai acuan teori ini.
Menurutnya, Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7 Masehi.
Berdasarkan Berita Cina Dinasti Tang, ditemukan pemukiman saudagar Arab di wilayah pantai barat Sumatera.
Dari sini disimpulkan Islam dibawa masuk ke Indonesia oleh para saudagar yang berasal dari Arab.
Jika kita perhatikan, kerajaan Samudra Pasai didirikan pada abad ke-13 M atau tahun
1275 M.
Artinya bukan awal masuknya Islam tetapi merupakan perkembangan agama Islam.
Seperti disebut di awal, Buya Hamka juga menolak Teori Gujarat.
Perbedaan mazhab antara Gujarat dan Samudra Pasai yang menjadi alasannya.
Jika benar bahwa agama Islam berasal dari Gujarat seperti pendapat Snouck Hurgronje dan wilayah pertama penerima ajaran Islam adalah Samudra Pasai dapat dipastikan bahwa Samudra Pasai akan bermazhab Syi’ah.
Menurut Ibnu Batutah, kesultanan Samudra Pasai bermazhab Syafi’i, bukan mazhab Syi’ah.
Oleh karena itu, Buya Hamka berkeyakinan bahwa Islam dibawa langsung oleh Saudagar dari Makkah, bukan dari Gujarat.
Teori Makkah dicetuskan Buya Hamka dalam pidatonya pada Dies Natalies PTAIN ke-8 di Yogyakarta 1958.
Teori ini adalah antitesis juga sebagia koreksi dari teori Gujarat.
Buya Hamka menolak padangan tentang teori Gujarat, di mana menjelaskan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 dan berasak dari Gujarat.
Buya Hamka terus menguatkan teori Mekkah yang merupakan masuknya Islam ke Nusantara.
Dalam seminar Sejarah Masuknya Agama Islam di Indonesia pada 1963, Buya Hamka menjelaskan jika teori tersebut dengan mendasarkan pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia.
Kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat.
Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgah, dan Mekkah sebagai pusat atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.
Pada abad ke-13 di Nusantara sudah berdiri suatu kekuatan politik Islam.
Maka sudah tentu Islam masuk jauh sebelumnya yakni abad ke-7 masehi atau abad pertengahan hijriyah.
Hal itu dibuktikan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada 632 M dan kepemimpinan Islam dipegang oleh para khalifah.
Pada kepemimpinan khalifah, agama Islam mulai disebar lebih luas.
Hingga abad ke-8, pengaruh Islam telah menyebar ke seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol.
Itulah artikel yang jelaskan alasan Buya Hamka yang berkeyakinan bahwa Islam dibawa langsung oleh saudagar dari Makkah.