Hamas menyerahkan proposal gencatan senjata ke negara mediator krisis Gaza. Awalnya, gencatan senjata Israel-Hamas ditargetkan terwujud sebelum Ramadan.
Dalam dokumen yang dilihat kantor berita Reuters pada Jumat (15/3), proposal gencatan senjata di dalamnya berisi pembebasan tahap awal warga Israel yang ditahan Hamas. Itu termasuk pembebasan wanita, anak-anak, dan sandera sakit.
Hamas meminta imbalan pembebasan 700 sampai seribu warga Palestina yang ditahan Israel. Hamas juga menginginkan dilepaskan 100 tahanan yang dihukum seumur hidup oleh Israel.
Hamas menyebut, tanggal gencatan senjata akan disepakati setelah pertukaran sandera tahap awal terwujud.
Batas waktu penarikan tentara Israel dari Gaza akan pula disepakati usai tahap awal pertukaran sandera.
Mediator krisis, yaitu Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, telah memulai negosiasi gencatan sejak sebelum Ramadan. Akan tetapi, negosiasi yang digelar di Kairo tak dihadiri Israel dan berujung kegagalan.
Israel kemudian terus menyerang Gaza saat Ramadan. Yang teranyar Israel kembali menembaki warga Palestina yang sedang antre bantuan.
Penembakan brutal pada Kamis (14/3) itu menewaskan 29 warga Gaza dan melukai 150 lainnya.
Krisis Gaza sejak 7 Oktober 2023 menewaskan 31 ribu orang yang mayoritas adalah warga sipil, utamanya anak-anak dan wanita. Mayoritas dari penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang kini tinggal di pengungsian.