Para pemimpin Asia Tenggara dan Australia pada hari Rabu (3/6/2024) menyerukan gencatan senjata segera dan permanen di Gaza, menggambarkan situasi kemanusiaan di wilayah Palestina itu sebagai hal yang mengerikan.
"Kami mendesak gencatan senjata kemanusiaan segera dan permanen," kata para pemimpin 11 negara, termasuk Indonesia dan Malaysia yang berpenduduk mayoritas Muslim, setelah berhari-hari bersitegang secara diplomatik mengenai hal tersebut.
Situasi yang memburuk di Jalur Gaza menjadi topik perdebatan sengit.
Dilansir dari AFP, para pemimpin dari blok ASEAN yang beranggotakan 10 negara berkumpul di Melbourne untuk mengadakan pertemuan tiga hari dengan rekan-rekan mereka dari Australia.
Dengan semakin dekatnya bulan suci Ramadan, Amerika Serikat dan sejumlah negara telah meningkatkan upaya untuk mengamankan semacam jeda dalam pertempuran.
"Kami mengutuk serangan terhadap semua warga sipil dan infrastruktur sipil, yang mengarah pada memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza, termasuk terbatasnya akses terhadap makanan, air, dan kebutuhan dasar lainnya," ujar ASEAN dan Australia.
"Kami menyerukan akses kemanusiaan yang segera, aman, tanpa hambatan, dan berkelanjutan bagi semua pihak yang membutuhkan, termasuk melalui peningkatan kapasitas di penyeberangan perbatasan, termasuk melalui laut," tambahnya.
Kelompok ini juga mendukung badan pengungsi Palestina PBB, meskipun Australia menghentikan pendanaan kelompok tersebut karena tuduhan bahwa beberapa stafnya adalah anggota kelompok bersenjata.
Singapura sendiri telah menolak pernyataan yang menyebut Israel sengaja membuat warga Gaza kelaparan.
Para diplomat juga memperdebatkan apakah pernyataan tersebut harus menyerukan gencatan senjata total atau jeda kemanusiaan yang lebih bersifat sementara.
Asia Tenggara merupakan rumah bagi sekitar 40 persen populasi Muslim dunia, dan negara-negara besar di ASEAN seperti Indonesia dan Malaysia merupakan pendukung setia perjuangan Palestina.
Namun, negara-negara ASEAN yang berpengaruh seperti Singapura memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Israel dan tidak terlalu ingin memicu kontroversi.