Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Amalan 10 Hari Pertama,Pertengahan dan Terakhir di Bulan Ramadhan 2024,Panen Pahala Sebulan Penuh

Maret 08, 2024 Last Updated 2024-03-08T03:53:57Z


Sudah seharusnya umat Islam senang dan gembira atas datangnya Bulan Ramadan 2024. Hadisnya, siapa yang gembira dengan tibanya Bulan Ramadan, maka dijauhkan dari siksa api neraka.


Seperti diketahui, Insya Allah, umat Islam di seluruh penjuru dunia akan memasuki Ramadan 1445 Hijriah/2024 pada awal pekan depan.


Pengikut Muhammadiyah akan mulai berpuasa pada Senin (11/3), sedangkan pemerintah kemungkinan sehari berselang.


Kepastiannya menunggu sidang isbat yang akan dilaksanakan pada Minggu (10/3) di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag Jakarta. Sidang isbat diawali pemantauan posisi hilal mulai pukul 17.00 WIB. Pemantauan hilal dilakukan di 134 titik di beberapa wilayah Indonesia.


Di Bulan Ramadhan 2024 nanti, ada satu malam yang keistimewaannya lebih baik dari 1.000 bulan. Disebutkan, adanya pada 10 malam terakhir Ramadan. Lebih spesifiknya pada malam ganjil.


"Jadi, alangkah meruginya kaum muslim yang melewatkan moment tersebut. Dan seperti diketahui, ibadah sunah saat Ramadan pahalanya seperti ibadah wajib. Ada pun ibadah wajib, pahalanya 70 kali lipat," ujar KH Ahmad Jiansi Majedi SAg, Ketua MUI Kabupaten Batola.


Dijelaskannya, pada bulan suci ini seluruh mahluk di dunia dan diantara langit dan bumi mendoakan dan meningkatkan ampunan kepada umat Rasulullah shalallahu alaihi wasalla, termasuk matahari, bukan dan bintang serta burung, ikan dan binatang melata.


Bahkan tasbih dan selawat para malaikat dihadiahkan kepada ummat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam selama Ramadan.


Hadis Nabi Muhammad SAW, selama Ramadan itu ada amalan yang menyesuaikan. Pada 10 pertama diberikan rahmat, 10 hari pertengahan terbukanya ampunan, sehingga perbanyak doa istigfar dari dan 10 terakhir, doa dijauhkan dari api neraka.


"Ayat Al-Qur’an sangat jelas, kewajiban puasa bagi umat Islam. Hadis Nabi yang diriwayatkan sahabat bernama Salman Al Farisi, bahwa umat Islam harus gembira dan senang atas datangnya Ramadan. Perbanyak banyak salat malam, baca Al-Qur’an dan selalu berbuat baik selama Ramadan karena pahalanya berlimpah," ujarnya.


* Saatnya Raih Rahmat Allah, Warga Banua Sambut Ramadan Penuh Sukacita


Sejak beberapa waktu lalu, atmosfer Ramadan sudah mulai terasa di Kalimantan Selatan. Baik melalui kemunculan buah khas bulan puasa, apalagi kalau bukan kurma, maupun buka puasa sunah yang digelar di beberapa masjid dan musala di Kota Banjarmasin dan sekitar.


Ramadan memang selalu disambut sukacita dan antusias oleh kaum muslim. Pasalnya Allah tebarkan rahmat dan ampunan serta pahala dilipatgandakan. Tidak heran bila orang berlomba-lomba perbanyak amalan.


Supriatin warga Kelurahan Marabahan Kota di Kabupaten Barito Kuala (Batola), mengaku sejak 15 hari jelang Ramadan sudah siap secara lahir dan batin.


Tradisi membeli sembako jelang Ramadan, tidak pernah dilakukan selama hidupnya.


Itu karena harga bahan pokok di pasar murah dan di pasar tradisional, tidak terlalu jauh beda, kisaran Rp 2.000 hingga Rp 3.000 saja.


Menurut Atin, Ramadan mengharuskan hidup sederhana, persiapan sahur maupun buka puasa tidak terlalu mewah. “Biasa dan sederhana, sekadar kenyang untuk menguatkan beribadah saat di siang hari saja,” tuturnya.


Ibu rumah tangga dan pengelola warung makanan itu menutup usahanya sejak Jumat (7/3) hari ini. Dia tidak berdagang hingga 10 hari setelah Lebaran. “Pokoknya selama Ramadan, spesial ibadah dan puasa enam Syawal. Sudah 11 bulan berdagang, satu bulan khusus ibadah salat tarawih dan salat subuh di musala dekat rumah,” ujar Atin. Tak lupa tadarus Al-Qur’an dan mengerjakan amalan kebajikan saja selama Ramadan.


Untuk tradisi menyambut Ramadan, dia sebelum mertuanya meninggal dunia, rutin mudik ke pulau Jawa pada 25 Syakban. “Kami puasa dan Lebaran di Jawa. Selama di sana melaksanakan tradisi ruwah dan memberi nasi liwet,” katanya. Tahun ini, Atin berpuasa dan berhari raya di Marabahan bersama orangtua dan suaminya.


Lain lagi pengalaman Fakhrudin, warga Desa Asia Baru Kecamatan Kuripan. Desanya bakal lebih semarak karena para santri yang liburan, sementara meninggalkan pondok pesantren.


Kemudian membuat suasana desa dengan warna-warni lampu hias di tiap rumah, sehingga terlihat semarakkan menyambut bulan suci itu.


“Saya memotivasi anak-anak saja agar meramaikan Ramadan dan itu sudah tradisi, seperti tadarusan menjelang berbuka puasa,” kata lelaki yang dipercaya sebagai kepala desa ini.


Kegiatan lainnya, aktivitas bagarakan sahur dengan sound system yang ditempatkan di gerobak dorong berkeliling membangunkan warga. 

×