Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Rabu (14/2/2024) mengatakan, 18 dari 31 negara anggota aliansi itu akan mencapai target belanja pertahanan sebesar dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini.
Perkiraan Stoltenberg ini dirilis setelah mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam bakal membiarkan Rusia menyerang negara-negara NATO yang tidak membayar iuran tahunan.
Sekjen NATO kemudian menyampaikan di hadapan wartawan, jumlah anggota yang mencapai target meningkat tajam dibandingkan 11 negara tahun lalu.
“Jumlah itu adalah rekor lain dan peningkatan enam kali lipat dari tahun 2014 ketika hanya tiga sekutu yang memenuhi target,” kata Stoltenberg, dikutip dari kantor berita AFP.
Mantan Perdana Menteri Norwegia itu menambahkan, secara keseluruhan negara-negara anggota di Eropa dan Kanada akan menambah belanja pertahanan lebih dari 600 miliar dollar AS (Rp 9,34 kuadriliun), sejak target dua persen dari PDB disepakati satu dekade lalu.
Kemudian, tahun lalu setelah invasi Rusia ke Ukraina ada peningkatan belanja pertahanan oleh negara-negara NATO di Eropa dan Kanada sebesar 11 persen yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kata Biden soal Trump Ancam Biarkan Rusia Serang Negara NATO yang Tak Iuran
Stoltenberg lalu kembali memperingatkan Trump untuk tidak merusak jaminan keamanan kolektif NATO. Semua sekutu akan membela negara anggota mana pun yang diserang.
“Kita tidak boleh memberikan ruang untuk kesalahan perhitungan atau kesalahpahaman di Moskwa, mengenai kesiapan dan komitmen kita, tekad kita untuk melindungi para sekutu,” imbuhnya.