Pemerintah Israel berencana melakukan serangan darat ke wilayah Rafah di Jalur Gaza, Palestina, andai para sandera tidak dibebaskan sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Seperti dilaporkan AP News pada Senin, 19 Februari 2024, Benny Gantz, anggota Kabinet Perang yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengancam akan melancarkan serangan darat ke Rafah jika sandera belum dikembalikan sampai bulan Ramadhan.
"Jika pada bulan Ramadan para sandera kami tidak pulang, pertempuran akan berlanjut ke daerah Rafah," kata Benny Gantz.
Janji itu diucapkan dalam sesi konferensi pers bersama pemimpin Yahudi Amerika. Sedangkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menepis isu yang menyebutkan pihaknya akan menghentikan serangan di Gaza. Malah sebaliknya, ia akan segera menyelesaikan "tugas".
Beberapa negara seperti Australia, Kanada, dan Selandia Baru bahkan sempat memberikan peringatan bahwa operasi darat di Rafah bisa berdampak buruk bagi warga Palestina yang sebelumnya sudah dipaksa mengungsi.
Namun demikian, Netanyahu bergeming dan akan tetap melancarkan operasi darat di wilayah tersebut. "Siapa pun yang mengatakan kepada kami untuk tidak beroperasi di Rafah, sama saja dengan mengatakan kepada kami untuk kalah dalam perang," tutur Benjamin Netanyahu.
Rafah terletak di selatan Jalur Gaza, Palestina. Lokasi ini menjadi wilayah terbaru bombardir militer Israel. Kawasan yang berbatasan langsung dengan Mesir itu merupakan tujuan utama para pengungsi dari utara dan dianggap tempat yang paling aman. Kini, Rafah sudah didiami 1,4 juta jiwa alias empat kali lipat dibandingkan sebelum serangan Israel yang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Update Terkini Situasi Perang Israel di Gaza Al-Jazeera memberitakan berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 100 pasien tidak dapat dipindahkan di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis. Mereka saling berdesakan di dalam ruangan dan koridor bangunan tanpa perawatan medis setelah aksi penangkapan terhadap 70 pekerja administrasi dan medis.
World Health Organization (WHO) lalu mengevakuasi 14 pasien dari Rumah Sakit Nasser ke fasilitas kesehatan lain di Jalur Gaza selatan.
Di antara mereka termasuk lima pasien cuci darah dan tiga pasien yang membutuhkan perawatan intensif. Menurut kabar terbaru, delapan orang telah meninggal di Rumah Sakit Nasser lantaran militer Israel memutus aliran listrik dan oksigen.
Kantor berita Palestina WAFA pada Senin (19/2/2024) mengabarkan puluhan warga sipil tewas dan terluka akibat bombardir Israel di Jalur Gaza pada malam hari.
Lebih dari 70 warga sipil meninggal dan lainnya mengalami luka-luka, sebagian besar anak-anak dan perempuan. Serangan udara dan artileri Israel menyasar daerah-daerah kamp pengungsi Nuseirat, Zuwaida dan Deir al-Balah. Militer Israel juga mentargetkan Shuja'iyya.
Zeitoun, Tel al-Hawa, dan Sheikh Ijlin di Kota Gaza. Sebuah sumber menyebutkan 16 jenazah diangkut ke rumah sakit pasca serangan Israel di Khan Yunis. Lima jenazah lain ditemukan di bawah reruntuhan. Setidaknya Israel melancarkan total 13 kali serangan selama 24 jam terakhir.
Pada Minggu, (18/2), WAFA menuliskan puluhan warga sipil tewas dan lainnya terluka. Pesawat tempur Israel menyerang rumah warga di Deir al-Balah dan al-Zawaida di Jalur Gaza bagian tengah dan Khan Yunis di selatan. Jet tempur Israel turut mengebom rumah keluarga Al-Baraka di Al-Brook.
Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah. Tujuh warga tewas, termasuk tiga anak-anak. Di sebelah selatan Kota Gaza, lima warga tewas dan beberapa luka-luka setelah pasukan Israel menyerbu sekelompok warga di dekat Bundaran Kuwait. Pada pagi hari di kota Al-Zawaida, 17 warga sipil Palestina ditemukan di bawah reruntuhan rumah Hamad usai menjadi sasaran pesawat tempur Israel. Serangan yang sama juga terjadi di sebelah barat kota Khan Yunis. Dua orang meninggal dan beberapa terluka. Sebuah sekolah yang menjadi tempat penampungan para pengungsi di kota Al-Qarara, timur laut Khan Yunis, tak luput dari sasaran.