Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Terkuak Fakta Baru Kasus Bully Geng Tai Binus School,Tentang Legolas Anak Vincent dan Arlo Febrian

Februari 27, 2024 Last Updated 2024-02-27T06:48:56Z


Akhirnya, terkuak fakta baru terkait dengan kasus bully yang menimpa siswa SMA Binus School Serpong bernama Arlo Febrian.


Fakta terbaru dan update kasus bully yang diduga dilakukan Geng Tai Binus School ini menjadi sorotan.


Musabab, ini menyangkut tentang putra sulung Vincent Rompies, Farrel Legolas Rompies, dan korban perundungan, Arlo.


Pihak Vincent Rompies mengaku menemukan fakta berbeda terkait kasus bully tersebut.


Fakta tersebut ditemukan saat pemeriksaan terhadap geng anak Vincent Rompies yang dilakukan oleh penyidik Polres Tangerang Selatan.


Ternyata, berdasarkan pemeriksaan itu, ada beberapa fakta berbeda dengan yang beredar di media sosial.


Sebelumnya, Geng Tai kelompok anak Vincent disebut melakukan bully terhadap korban bernama Arlo


Anak Vincent Rompies, Farrel Legolas Rompies diduga juga melakukan sejumlah kekerasan.


Hal itu diungkap oleh ibunda Arlo di media sosial Instagram melalui akun @mamaallena.


Ia mengungkap kalau anaknya mendapat kekerasa seperti disundut rokok, hingga dipukul menggunakan kayu.


Sang ibu juga berharap geng anak Vincent tidak akan bisa mendapatkan ijazah dari sekolah swasta di Serpong itu.


Diketahui saat ini Legolas dan beberapa anggota geng anak Vincent sudah kelas 12.


Mereka juga sebentar lagi harusnya mengikuti ujian akhir sekolah.


Namun mereka terancam tak bisa ikut ujian atas kejadian ini.


Sebab, pihak sekolah rupanya meminta orangtua geng anak Vincent untuk mengundurkan diri.


Fakta ini juga membantah isu bahwa Legolas dan geng-nya dikeluarkan dari sekolah.


Hal itu diungkap oleh Kuasa Hukum Vincent Rompies, Yakub Hasibuan.


"Itu (diminta mengundurkan diri) menurut kami sangat disayangkan," kata Yakub.


Saat ini pihaknya juga masih berusaha agar kasus tersebut bisa diselesaikan secara adil.


Ia bahkan meminta untuk segera dipertemukan dengan pihak sekolah, sambil dihadiri oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak.


"Agar situasinya jadi jelas," kata dia.


Sebab ia mengaku menemui adanya sejumlah fakta berbeda dari kasus tersebut.


"Kemarin kita mendampingi salah satu terlapor untuk di-BAP, banyak fakta-fakta bermunculan," jelas dia.


Namun Yakub mengaku tidak bisa menyebutkan hal tersebut.


"Tapi yang disampaikan sana sama sini banyak yang berbeda," tegasnya.


Salah satunya yakni soal isu bahwa geng anak Vincent sudah di-drop out (DO) setelah kejadian tersebut.


"Fakta yang jelas adalah orangtua dimintakan untuk mundur, dan itu yang kami sangat sayangkan sebenarnya," pungkasnya.


Sahabat korban, Arin Febriana mengatakan, Arlo dianiaya hingga dilarikan ke IGD.


"Lengan kirinya dibakar sama anggota anak GT," kata Arin.


Ia juga menyebut kalau korban mengalami luka lebam di wajahnya.


Sementara itu pada foto yang beredar, Arlo justru terlihat sehat saja di rumah sakit.


Tidak nampak ada bekas luka akibat penganiayaan di foto tersebut.


Arlo justru tampak tersenyum sambil memegang botol minuman keras di tangan kanannya.


Sementara tangan kirinya dipasangi selang infus.


Legolas tidak di-DO


Vincent Rompies merasa keberatan dengan pihak sekolah yang menindak tegas Legolas atas kasus dugaan perundungan tersebut.


Terlebih diketahui Vincent Rompies, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus dugaan bullying yang dialami korban bernama Arlo.


Namun justru menurut pihak Vincent, pihak sekolah bertindak buru-buru dengan mengeluarkan Legolas dari sekolah.


Isi hati Vincent Rompies tersebut belakangan diurai kuasa hukumnya, Yakup Hasibuan.


Di depan awak media, Yakup Hasibuan menyampaikan keluh kesah kliennya, Vincent Rompies atas kasus hukum yang menimpa Legolas.


Perihal nasib Legolas tersebut, Yakup selaku pengacara Vincent Rompies mengurai fakta asli.


Bahwa sebenarnya Legolas tidak di-drop out (DO) pihak sekolah.


Melainkan pihak sekolah lah yang meminta Vincent Rompies membuat surat pengunduran diri Legolas.


"Kami sedang berkoordinasi ke PPA. Yang saya sayangkan ada perilaku yang menurut kami sedikit berlebihan dan sepihak yang dilakukan (pihak sekolah). Karena meminta orang tua dari anak untuk membuat pengunduran diri. Itu menurut kami sangat disayangkan, karena di undang-undang, anak itu harus kita jamin hak pendidikannya," ungkap Yakup Hasibuan dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Intens Investigasi, Minggu (25/2/2024).


Atas kronologi tersebut, Yakup mengurai penjelasan.


Mulanya, Legolas diperiksa secara sepihak oleh pihak sekolah.


Satu hari kemudian, Vincent pun dipanggil oleh pihak sekolah.


Ternyata pemanggilan tersebut adalah agar Vincent membuat surat pengunduran diri untuk Legolas.


"Dalam kejadian ini kan sebenarnya pihak kepolisian masih dalam proses penyidikan. Minggu lalu tiba-tiba klien kami dipanggil ke sekolah dan dipaksa, diminta untuk mengundurkan diri. Ini yang kita sayangkan," pungkas Yakup Hasibuan.


"(Jadi korban) bukan di-drop out sih, jadi awalnya anak-anak diperiksa di sekolah tanpa pihak berwenang dan psikolog, keesokan harinya dipanggil orang tuanya, dan diminta untuk mengundurkan diri," sambungnya.


Terkait tindakan sekolah, pihak Vincent Rompies tak terima.


Baca: Sosok Agit, Ketua Geng Tai yang Bully Siswa SMA Binus Serpong, Bos Legolas Bukan Orang Sembarangan


Karenanya Yakup tengah mengupayakan pertemuan antara kliennya, orang tua terduga pelaku bullying lainnya dengan pihak sekolah dan Kemendikbud.


"Padahal kuncinya, minggu depan ujian loh. Bayangkan dari kelas 1 sampai 12, yang seharusnya sekolah memberikan bimbingan, tapi sepihak dan sangat buru-buru, ini kami menyayangkan," imbuh Yakup.


Diungkap Yakup, Legolas kini mengalami kondisi yang kurang baik.


Padahal seharusnya Legolas tengah mengikuti ujian untuk kelulusan.


Terlebih Vincent telah menyiapkan rancangan terbaik untuk Legolas.


"Bayangkan saja dari kelas 1 sampai 12, minggu depan mau ujian akhir, anak ini (Legolas) sudah diterima di perguruan tinggi, sudah siap. Hanya karena mendengar ada laporan berita, tanpa menghubungi pihak berwenang, kalau ada dugaan pidana kan yang berwenang pihak berwenang," ujar Yakup Hasibuan.


Atas nasib miris yang dialami Legolas, Yakup turut prihatin.


Terlebih belakangan muncul isu miring soal sosok korban perundungan yang dikabarkan memiliki perangai buruk.


Meski begitu, Yakup menyebut Vincent tetap ingin masalah sang putra bisa diselesaikan secara kekeluargaan.


"Klien kami ingin menyelesaikan secara baik-baik. Bukan hanya terlapor, pelapor juga kan ada berita-berita (miring) tentangnya, saya harap ini bisa diselesaikan dengan baik-baik," katanya.

×