Gunung Semeru yang berada di wilayah Malang dan Lumajang, Jawa Timur, erupsi pada Kamis (15/2). Bahkan terjadi sebanyak dua kali.
Dikutip dari keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, erupsi pertama tercatat pada pukul 01.13 WIB dengan kolom abu teramati setinggi 700 meter di atas puncak.
Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 143 detik.
Sementara erupsi kedua terjadi pada pukul 04.59 WIB dengan tinggi kolom abu teramati setinggi 800 meter di atas puncak. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 132 detik.
Atas adanya dua erupsi tersebut, sejumlah rekomendasi dikeluarkan, yakni:
1. Tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
2. Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
3. Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.