Nilai tukar rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada Kamis (22/2) pagi.
Rupiah di pasar spot ke Rp 15.655 per dolar AS atau melemah 0,13% dari posisi Rabu (21/2) Rp 15.635 per dolar AS.
Sementara itu, dolar AS bertahan stabil karena para pedagang menunggu serangkaian survei aktivitas bisnis untuk mengukur kesehatan negara-negara besar dan apa pengaruhnya terhadap prospek suku bunga global.
Indeks dolar turun 0,06% menjadi 103,92.
Angka Flash Indeks Manajer Pembelian (PMI) di AS, Inggris, dan zona euro akan dirilis hari ini dan akan memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai sektor manufaktur dan jasa masing-masing.
Pada awal perdagangan Asia, euro menguat 0,11% menjadi US$1,0831 dan sterling datar di $1,2638.
Dolar menguat terhadap yen dan kembali di atas level 150 hingga terakhir diperdagangkan pada 150,34 yen.
Sebagai informasi, rupiah kompak ditutup menguat di seluruh pasar pada Rabu (21/2). Di pasar spot rupiah menguat 0,16% ke Rp 15.635 per dolar Amerika Serikat dan di Jisdor Bank Indonesia (BI) naik 0,006% ke Rp 15.658 per dolar AS.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, penguatan rupiah didorong ditahannya suku bunga BI di level 6%. Padahal, China dan Paraguay di hari sebelumnya sudah memangkas suku bunganya.
Selain itu juga didorong pernyataan Gubernur BI, Perry Warjiyo yang mengatakan akan mengupayakan berbagai cara untuk menjaga stabilitas rupiah.
"Hal ini saya pikir membuat rupiah bergerak positif.