Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Rupiah Berpotensi Lanjut Melemah di Perdagangan Hari Ini, Rabu (28/2)

Februari 28, 2024 Last Updated 2024-02-28T08:34:24Z


Rupiah melemah terbatas di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (27/2). Sentimen penekan rupiah masih seputar arah suku bunga global.


Pengamat Valas Ariston Tjendra mencermati, rupiah melemah karena pasar masih mempertimbangkan masa depan kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS. Hal itu karena data-data ekonomi Amerika masih cukup solid, sehingga berpeluang menaikkan inflasi AS lagi. 


Pekan lalu dua petinggi The Fed yaitu Christopher Waller dan John Williams menekankan bahwa the Fed tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga acuannya. Selain itu, data perumahan AS bulan Januari 2024 menunjukkan kenaikan 1,5%.


Dari dalam negeri, Ariston melihat, pelaku pasar mungkin mempertimbangkan kenaikan harga pangan belakangan ini sehingga menjadi sentimen negatif untuk rupiah. Sentimen ini diperkirakan masih membayangi rupiah sampai data inflasi dirilis di Jumat (1/3).


Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, beberapa komentar dari pejabat Federal Reserve telah memperkuat gagasan suku bunga tinggi bakal bertahan lama. Sebab, The Fed memberi isyarat bahwa bank tersebut tidak terburu-buru untuk mulai melonggarkan kebijakannya karena inflasi yang tinggi.


"Dolar tetap mendekati level tertinggi tiga bulan karena gagasan ini," ungkap Ibrahim dalam risetnya, Selasa (27/2).


Ibrahim memandang bahwa fokus saat ini tertuju pada data indeks harga PCE sebagai ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada Kamis (29/2). Data tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi yang masih stagnan, sehingga memberikan sedikit dorongan bagi The Fed untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga. 


Ariston menyoroti, beberapa data ekonomi Amerika dapat mempengaruhi pergerakan dolar AS terhadap rupiah hari ini, Rabu (28/2). Diantaramya data pesanan barang tahan lama, data indeks harga rumah, dan data tingkat keyakinan konsumen AS yang dirilis Selasa (27/2) malam.


"Dolar AS terlihat melemah terhadap nilai tukar utama dunia dan sebagian nilai tukar emerging markets. Tapi keadaan ini bisa berbalik kalau data ekonomi AS dirilis lebih bagus dari ekspektasi.


Ariston memproyeksi rupiah berpotensi bergerak dalam rentang Rp15.600 per dolar AS-Rp15.680 per dolar AS. Sedangkan, Ibrahim memperkirakan rupiah bakal ditutup melemah dalam rentang Rp15.630 per dolar AS-Rp15.690 per dolar AS.


Mengutip Bloomberg, Selasa (27/2), rupiah spot ditutup melemah 0,10% ke level Rp 15.646 per dolar AS. Sementara, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,12% ke level Rp 15.655 per dolar AS.

×