Timnas Mesir memecat pelatih asal Portugal Rui Vitoria pada Minggu, 4 Februari 2024. Pemecatan pelatih 54 tahun ini dilakukan seminggu setelah mesir tersingkirdi babak 16 besar Piala Afrika 2024 di Pantai Gading.
Kontrak Vitoria seharusnya berjalan hingga Piala Dunia 2026. Tetapi kampanye Piala Afrika yang suram bagi Mesir, yang berpuncak pada kekalahan adu penalti dari Republik Demokratik Kongo, mengakhiri masa jabatannya secara dini.
Asosiasi Sepak Bola Mesir (EFA) mengatakan bahwa sang pelatih dan seluruh stafnya telah dibebastugaskan. Mohamed Youssef, mantan pelatih Al Ahly yang membawa klub raksasa Mesir itu meraih gelar Liga Champions Afrika pada 2013, akan mengambil alih tugas sementara.
"Asosiasi juga akan mempelajari CV dari (beberapa) pelatih asing," kata EFA menambahkan dalam sebuah pernyataan.
Vitoria diangkat sebagai pelatih Mesir pada tahun 2022. Ia mewarisi tim yang terguncang akibat penurunan performa yang drastis, setelah mereka melaju ke final Piala Afrika di Kamerun beberapa bulan sebelumnya.
Hal-hal yang terjadi awalnya terlihat menjanjikan baginya. Mesir menunjukkan peningkatan yang nyata dalam serangan dan dengan nyaman memesan tempat mereka di putaran final Piala Afrika di Pantai Gading. Mereka juga memenangkan dua pertandingan pembuka kualifikasi Piala Dunia.
Namun, mereka tampil kurang baik di Pantai Gading, mencapai babak 16 besar setelah tiga kali meraih hasil seri 2-2 berturut-turut. Kongo kemudian mengakhiri harapan mereka untuk memenangkan gelar kedelapan Piala Afrika.
Vitoria menjadi korban terbaru dari turnamen ini. Jadi pelatih ke-7 yang dipecat karena kegagalanya di piala Afrika. Ia menyusul kepergian pelatih Aljazair Djamel Belmadi, Tom Saintfiet dari Gambia, Chris Hughton dari Ghana, Jalel Kadri dari Tunisia, Adel Amrouche dari Tanzania, serta pelatih Pantai Gading Jean-Louis Gasset.
