Jika asteroid sebesar Chicxulub menghantam Bumi hari ini, benda itu akan melepaskan gelombang kejut yang lebih kuat daripada bom hidrogen, meratakan hutan, dan memicu tsunami.
Kota-kota akan runtuh di bawah denyut seismik yang setara dengan gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 10.
Sebagai dampak, awan debu, abu, dan uap panas akan menghalangi sinar matahari, membuat Bumi membeku.
Untungnya, ada kemungkinan besar dunia akan menyadari bahaya yang akan datang.
Berkat keterlibatan NASA, langkah-langkah proaktif sedang diambil untuk mencegah potensi kiamat ini.
Melacak dan memberi peringatan akan adanya asteroid berbahaya
Kepala Eksekutif Program Kantor Koordinasi Pertahanan Planet NASA (NASA's Planetary Defense Coordination Office's), Lindley Johnson, menekankan bahwa sudah menjadi tugas lembaganya untuk mengawasi identifikasi, pelacakan, dan penilaian risiko asteroid yang berpotensi berbahaya dengan tujuan untuk menemukan ancaman ini sebelum menjadi berbahaya.
NASA bermitra dengan International Asteroid Warning Network (IAWN), sebuah koalisi global para astronom.
Jika asteroid berbahaya terdeteksi, IAWN mengikuti prosedur khusus untuk memperingatkan publik. Informasi tersebut dibagikan ke seluruh jaringan IAWN, diverifikasi, dan dievaluasi potensi bahayanya.
Setelah konsensus tercapai, NASA mengeluarkan peringatan.
Dalam kasus asteroid yang menuju ke AS, Gedung Putih akan diberitahu, dan sebuah pernyataan resmi dikeluarkan.
Jika ancamannya bersifat internasional, IAWN akan memberi tahu Kantor Urusan Luar Angkasa Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Mengidentifikasi asteroid yang berpotensi berbahaya melibatkan pelacakan asteroid yang berukuran lebih besar dari 460 kaki dan melintasi orbit Bumi dalam jarak minimum 0,5 unit astronomi.
Sebagaimana dilansir Science Times pada Senin (19/2/2024), terdapat sekitar 2.300 asteroid yang diketahui berpotensi berbahaya, dengan sekitar 153 di antaranya berukuran lebih besar dari 0,6 mil (965 meter).
Untuk memantaunya, NASA dan mitra IAWN terus mencari asteroid baru dan melacak asteroid yang sudah diketahui, mengumpulkan pengamatan ke dalam database di Minor Planet Center.
IAWN telah mengidentifikasi lebih dari 34.000 asteroid dekat Bumi, sehingga memungkinkan NASA untuk memprediksi orbit mereka dengan yakin selama setidaknya satu abad.
Meskipun kecil kemungkinan asteroid Bennu yang berpotensi menabrak Bumi dalam 159 tahun mendatang, NASA telah siap dengan strategi pertahanan jika kejadian tersebut terjadi.
Mendeteksi dan melacak obyek dekat bumi
Meskipun NASA secara teratur memantau obyek dekat Bumi atau Near-Earth Objects (NEOs) dengan berbagai ukuran, Kongres secara khusus menugaskan badan ini untuk mengidentifikasi dan melacak NEO yang berukuran 140 meter atau lebih besar.
Sebab, benda-benda itu dapat menimbulkan ancaman yang signifikan jika menabrak Bumi.
Obyek-obyek yang lebih besar ini dapat dideteksi jauh lebih awal dibandingkan dengan objek yang lebih kecil seperti 2024 BX1.
Meskipun kecil dan tidak berbahaya, asteroid seperti 2024 BX1 berfungsi sebagai demonstrasi berharga bagi kemampuan pertahanan planet NASA, yang menampilkan alat-alat seperti komputasi lintasan respons cepat Scout dan peringatan tumbukan.
Tumbukan asteroid yang akan terjadi telah diprediksi melalui pengamatan di Observatorium Konkoly, Hongaria.
Terdeteksi kurang dari tiga jam sebelum tumbukan, Scout, alat Center for Near Earth Object Studies (CNEOS) milik NASA, menghitung lintasan dan probabilitas tumbukan.
Dengan semakin banyaknya pengamatan yang dilaporkan, Scout menyempurnakan perhitungannya dan mencapai probabilitas 100 persen pada 70 menit setelah ditemukan.
Asteroid tersebut hancur di atas area yang padat penduduk, yang kemudian menjadi dokumentasi online yang tersebar luas.
Pelacakan NEO telah menjadi lebih canggih, dan penemuan terbaru, seperti 2024 BX1 dan 2023 CX1, yang terdeteksi beberapa jam sebelum memasuki atmosfer Bumi, memberikan latihan yang berharga bagi program pertahanan planet NASA.
Peristiwa-peristiwa yang tidak berbahaya ini membantu NASA menyempurnakan strategi mitigasi untuk objek-objek yang berpotensi berbahaya dalam jalur tabrakan dengan Bumi, memastikan kesiapan untuk skenario di masa depan.