Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Iran Tuduh Israel Dalang di Balik Ledakan Pipa Gas Pekan Lalu,Sempat Disebut Aksi Sabotase

Februari 22, 2024 Last Updated 2024-02-22T04:29:30Z


Iran menuduh Israel berada di balik dua serangan terhadap jaringan pipa gas yang mengganggu pasokan di beberapa provinsi pada pekan lalu.


Dua ledakan diketahui terjadi di jaringan pipa gas selatan-utara Iran pada 14 Februari 2024.


Ledakan tersebut menghantam pipa gas alam dari provinsi Chaharmahal dan Bakhtiari di Iran barat hingga ke kota-kota di Laut Kaspia.


Pipa sepanjang sekitar 1.270 km dimulai di Asaluyeh, pusat ladang gas South Pars lepas pantai Iran.


Ledakan pipa gas itu semakin meningkatkan ketegangan antara musuh bebuyutan regional tersebut di tengah perang di Gaza.


“Ledakan saluran gas di negara itu adalah ulah Israel,” ujar Menteri Perminyakan Javad Owji, Rabu (21/2/2024), dilansir Al Jazeera.


“Rencana itu digagalkan,” sambungnya.


Sempat Dianggap Sabotase


Awalnya, Javad Owji menggambarkan ledakan tersebut sebagai 'aksi teroris atau sabotase' tanpa menyebutkan siapa dalang di balik serangan tersebut.


“Musuh bermaksud mengganggu layanan gas di provinsi-provinsi dan membahayakan distribusi gas masyarakat,” lapor kantor berita negara IRNA mengutip pernyataan Owji, yang tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya.


Dilaporkan tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.


Sebelumnya, Owji juga membandingkan serangan tersebut dengan serangkaian serangan misterius dan tidak diklaim terhadap jaringan pipa gas pada 2011, termasuk serangan sekitar peringatan revolusi Iran tahun 1979.


Media pemerintah melaporkan, pasokan telah terganggu di provinsi Khorasan Utara di timur laut, Lorestan di barat, dan Zanjan di barat laut.


Namun, Israel tidak mengakui melakukan serangan tersebut.


Meski begitu, Israel diketahui jarang mengklaim misi spionase mereka di luar negeri.


Diberitakan AP News, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tidak segera menanggapi permintaan komentar.


Israel telah melakukan serangan di Iran yang sebagian besar menargetkan program nuklirnya.


Pekan lalu, kepala pengawas nuklir PBB memperingatkan bahwa Iran tidak sepenuhnya transparan mengenai program atomnya, terutama setelah seorang pejabat yang pernah memimpin program Teheran mengumumkan bahwa Republik Islam memiliki semua senjata “di tangan kita".


Ketegangan mengenai program nuklir Iran terjadi ketika kelompok-kelompok yang dipersenjatai Teheran di wilayah tersebut - kelompok Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman - melancarkan serangan yang menargetkan Israel sehubungan dengan perang di Gaza.


Houthi terus menyerang pelayaran komersial di wilayah tersebut, yang memicu serangan udara berulang kali dari Amerika Serikat dan Inggris.


Meskipun serangan udara pimpinan Amerika telah dilakukan selama sebulan, Houthi masih mampu melancarkan serangan yang signifikan.


Pada Desember 2023, sebuah kelompok peretas yang dituduh Iran memiliki hubungan dengan Israel mengklaim bahwa mereka melakukan serangan siber yang mengganggu 70 persen pompa bensin Iran.


Iran secara umum menyalahkan agen-agen Israel atas dugaan tindakan sabotase serupa di masa lalu.


Israel telah melakukan serangan di Iran, tetapi sebagian besar menargetkan situs nuklir dan militernya.


Diketahui, perang di Gaza telah memperburuk hubungan Iran dengan Israel.


Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran telah melancarkan serangan terhadap Israel dan pengiriman barang di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.


Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon yang terkait dengan Iran juga telah terlibat dalam serangan lintas batas yang semakin mematikan selama berbulan-bulan.

×