Iran kembali mengutuk serangan terbaru yang dilakukan militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Yaman pada akhir pekan lalu, sembari memperingatkan bahwa serangan yang mereka lakukan dapat mengancam stabilitas di kawasan Timur Tengah.
“Dengan serangan seperti itu, Amerika dan Inggris berupaya meningkatkan ketegangan dan krisis di kawasan, serta memperluas cakupan perang dan ketidakstabilan,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani dalam sebuah pernyataan, Minggu (25/2/2024).
“Tentu saja, operasi militer yang sewenang-wenang dan agresif seperti ini, selain memperburuk ketidakamanan dan ketidakstabilan di kawasan, tidak akan menghasilkan apa pun bagi negara-negara agresor tersebut,” sambungnya.
Dia juga mengecam Amerika Serikat dan Inggris karena dianggap gagal “mengambil tindakan segera dan efektif” untuk menghentikan serangan Israel di Gaza.
Kampanye militer Israel di Gaza dimulai setelah serangan teror tanggal 7 Oktober 2023 yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan oleh kelompok militan Palestina Hamas.
Perang antara Israel-Hamas semakin meluas dan memicu kekerasan yang melibatkan kelompok-kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Irak, Suriah dan Yaman.
Salah satu kelompok yang didukung Iran, yakni Houthi Yaman berung kali meluncurkan serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree mengatakan serangan Houthi akan terus berlanjut sampai Israel menghentikan agresi di Gaza.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pihaknya "tidak akan ragu mengambil tindakan, jika diperlukan, untuk melindungi nyawa dan arus bebas perdagangan di salah satu jalur perairan paling kritis di dunia”.
“Kami akan mengambil tindakan tegas jika mereka (Houthi) terus menyerang kapal-kapal yang melintasi Laut Merah dan sekitarnya,”
“Tindakan ini kami melakukan demi menjaga jalur pelayaran tetap aman bagi kapal-kapal komersial di seluruh dunia,” pungkasnya.