Lembaga pemeringkat Moody's mengatakan, perang berkepanjangan Israel dan Hamas memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi dalam jangka panjang. Moody's menurunkan peringkat kredit Israel.
Moody's Investors Service menurunkan peringkat utang Israel dari A1 menjadi A2.
Moody's menggarisbawahi kerusakan ekonomi akibat perang telah mengakibatkan ribuan korban jiwa dan memicu ketegangan geopolitik di seluruh dunia.
Moody's mengungkapkan, keputusan itu diambil lantaran dampak perang yang sedang berlangsung memiliki dampak dan konsekuensi yang lebih luas secara signifikan meningkatkan risiko politik bagi Israel.
"Hal itu juga akan melemahkan lembaga eksekutif dan legislatif serta kekuatan fiskalnya untuk masa mendatang," ujar lembaga pemeringkat tersebut.
Meskipun peringkat A2 masih dianggap layak investasi, penurunan peringkat tersebut memungkinkan akan membuat pinjaman uang Israel menjadi lebih mahal.
Sebelumnya, pada Oktober 2023 Moody memeringkatkan peringkat kredit Israel berada dalam bahaya penurunan peringkat.
Meskipun di masa lalu, profil kredit Israel sempat tahan terhadap konflik, tetapi konflik militer saat ini meningkatkan dampak jangka panjang dan material terhadap kredit.
Moody's mengungkapkan, keputusannya didasarkan pada proyeksi defisit anggaran Israel yang lebih tinggi.
Itu disebabkan oleh peningkatan belanja militer, dan memperkirakan belanja pertahanan Israel akan meningkat hampir dua kali lipat dari tingkat 2022 pada akhir 2024.
Hal itu akan berpotensi meningkat lebih tinggi lagi pada 2024 dan tahun-tahun yang akan datang.
Moody's juga memperingatkan risiko yang signifikan dari eskalasi konflik saat ini. Risiko itu termasuk potensi keterlibatan Hizbullah, sebuah kelompok Islam dengan pasukan paramiliter di utara Israel.
“Konflik dengan Hizbullah akan menimbulkan risiko yang jauh lebih besar terhadap wilayah Israel,” tandas Moody's.