Harga minyak dunia terus menjadi sorotan utama di tengah berlanjutnya konflik Timur Tengah.
Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, kondisi pasar minyak masih dalam tren kenaikan, meskipun dengan beberapa penurunan yang relatif kecil. Faktor utama yang mendukung kenaikan ini adalah situasi konflik yang masih memanas di Timur Tengah, terutama antara Iran dan AS.
Menurut Fischer, pergerakan harga minyak saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci. Pertama-tama, ketidakpastian di Timur Tengah, khususnya antara Iran dan AS yang memberikan dorongan tambahan untuk kenaikan harga minyak.
"Jika situasinya memburuk menjadi konflik bersenjata, wilayah Timur Tengah yang merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia dapat mengalami ketidakstabilan signifikan," tulisnya dalam riset, Rabu (21/2).
Selain itu, pengaruh dari konflik di Texas juga berdampak pada pergerakan harga minyak. DCFX memprediksi bahwa jika harga terus naik, ada kemungkinan Texas akan mempertimbangkan untuk berpisah dari pemerintahan AS.
"Konflik di wilayah ini telah berlangsung cukup lama dan dapat menjadi faktor tambahan yang mendukung kenaikan harga minyak," katanya.
Pada Rabu (21/2), per pukul 11.25 WIB harga minyak mentah dunia naik 0,35% ke US$ 77,33 per Bbl. Kenaikan ini melanjutkan kenaikannya dalam sepekan dan sebulan terakhir, masing-masing 1,26% dan 3,58%.
Sementara untuk harga minyak brent juga tercatat naik 0,43% ke US$ 82,68 per Bbl. Harga tersebut juga melanjutkan kenaikannya dalam sepekan dan sebulan terakhir, masing-masing 1,32% dan 3,27%.
"Pelaku pasar perlu terus memperhatikan faktor-faktor geopolitik dan perkembangan konflik yang dapat mempengaruhi pergerakan harga minyak global," imbuh Fischer.