Grab mencatatkan laba US$ 11 juta pada kuartal IV 2023. Ini merupakan keuntungan kuartalan pertama sejak perusahaan berdiri pada Juni 2012.
“Tahun lalu penting bagi kami. Kami menghasilkan laba lebih dari US$ 11 miliar, mencapai pertumbuhan top-line yang kuat ketika menutup tahun dengan GMV atau nilai transaksi bruto mobilitas di atas level sebelum Covid-19,” kata Co-founder sekaligus CEO Grup Grab Anthony Tan dalam keterangan pers, akhir pekan lalu, (22/2).
“Pertumbuhan GMV layanan pengiriman juga kembali meningkat. Begitu juga dengan laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA yang disesuaikan tercatat positif,” Anthony menambahkan.
Chief Financial Officer Grab Peter Oey menambahkan, EBITDA yang disesuaikan naik selama delapan kuartal berturut-turut,” ujar dia.
Berikut rincian kinerja keuangan Grup Grab pada kuartal IV 2023 dibandingkan periode yang sama 2022 alias secara tahunan alias year on year (yoy):
Pendapatan tumbuh 30% menjadi US$ 653 juta. Dengan rincian sebagai berikut:
Pengiriman naik 20% menjadi US$ 321 juta
Mobilitas seperti taksi dan ojek online alias ojol naik 26% menjadi US$237 juta
Keuangan naik 102% menjadi US$ 56 juta
Inisiatif baru naik 124% menjadi US$ 39 juta
Laba melonjak dari negatif US$ 391 juta menjadi positif US$ 11 juta
EBITDA yang disesuaikan naik dari negatif US$ 111 juta menjadi positif US$ 35 juta. Dengan rincian sebagai berikut:
Pengiriman naik 107% menjadi US$ 96 juta
Mobilitas seperti taksi dan ojek online alias ojol naik 20% menjadi US$ 182 juta
Keuangan naik 13% menjadi negatif US$ 81 juta
Inisiatif baru naik 378% menjadi US$ 31 juta
GMV naik 9% menjadi US$ 5,44 miliar. Dengan rincian sebagai berikut:
Pengiriman naik 13% menjadi US$ 2,65 miliar
Mobilitas seperti taksi dan ojek online alias ojol naik 28% menjadi US$ 1,47 miliar
Keuangan turun 14% menjadi US$ 1,26 miliar
Inisiatif baru naik 40% menjadi US$ 64 juta
Transaksi pengguna per bulan alias monthly transacting user (MTU) naik 12% menjadi 37,7 juta
GMV per MTU turun 3% menjadi US$ 144
“Grab mencatatkan laba ketimbang kuartal IV 2022 yang merugi US$ 391 juta, terutama disebabkan oleh peningkatan EBITDA yang disesuaikan grup, perubahan nilai wajar investasi, dan penurunan biaya kompensasi berbasis saham,” demikian dikutip dari keterangan pers.
“EBITDA yang meningkat disebabkan oleh peningkatan GMV, sekaligus profitabilitas berdasarkan EBITDA yang disesuaikan per segmen, serta menurunnya biaya perusahaan di regional,” demikian dikutip.
Sementara itu, kinerja Grab secara keseluruhan tahun lalu dibandingkan 2022 atau yoy sebagai berikut:
Pendapatan naik 65% menjadi US$ 2,36 miliar. Dengan rincian sebagai berikut:
Pengiriman naik 80% menjadi US$ 1,2 miliar
Mobilitas seperti taksi dan ojek online alias ojol naik 36% menjadi US$ 676 juta
Keuangan naik 159% menjadi US$ 184 juta
Inisiatif baru naik 86% menjadi US$ 112 juta
Kerugian susut 72% dari negatif US$ 793 juta menjadi minus US$ 485 juta
EBITDA yang disesuaikan naik 97% dari negatif US$ 793 juta menjadi minus US$ 22 juta. Dengan rincian sebagai berikut:
Pengiriman naik dari negatif US$ 35 juta menjadi positif US$ 313 juta
Mobilitas seperti taksi dan ojek online alias ojol naik 37% menjadi US$ 869 juta
Keuangan naik 29% menjadi negatif US$ 294 juta
Inisiatif baru naik 267% menjadi US$ 76 juta
GMV naik 5% menjadi US$ 20,98 miliar. Dengan rincian sebagai berikut:
Pengiriman naik 4% menjadi US$ 10,17 miliar
Mobilitas seperti taksi dan ojek online alias ojol naik 32% menjadi US$ 5,42 miliar
Keuangan turun 11% menjadi US$ 5,16 miliar
Inisiatif baru naik 4% menjadi US$ 206 juta
MTU naik 8% menjadi 35,5 juta
GMV per MTU turun 3% menjadi US$ 592
“Kerugian susut karena peningkatan EBITDA yang disesuaikan, pengurangan kerugian nilai wajar investasi, sert penurunan beban bunga dan beban kompensasi per saham,” demikian dikutip.