Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Geger Ada 2 Matahari di Langit Mentawai, Tenang Saja Bukan Pertanda Kiamat, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Februari 26, 2024 Last Updated 2024-02-26T06:29:38Z


Publik kini dihebohkan dengan fenomena dua matahari yang mendadak muncul di langit Mentawai, Sumatera Barat.


Fenomena munculnya dua matahari tersebut ternyata bukanlah hal yang buruk ataupun kiamat.


Ada penjelasan ilmiah soal munculnya dua matahari di langit Mentawai tersebut.


Penampakan dua matahari tersebut bisa dilihat melalui akun Instagram @ombak_ebay_mentawai, Kamis (22/2/2024).


Dalam video yang beredar, kondisi matahari di langit Mentawai saat itu bersinar cukup terang.


Uniknya matahari yang muncul di langit Mentawai ternyata ada dua.


"Mataharinya ada Dua..


Tanda-tanda," tulis akun @ombak_ebay_mentawai.


Sontak unggahan tersebut langsung dibanjiri komentar dari para netizen.


"Tobat lai," tulis akun @buyungtawai


"Tanda tanda... panas sumuk min," tulis akun @putridevianindita_


"Itu Fenomena Sun Dog," tulis akun @sudutlimapuluhkota


"Kapan kejadiannya bang?" tulis akun @soenewsofficial


Fenomena unik langsung viral hingga banyak dikaitkan dengan pertanda bencana atau kiamat.


Namun ternyata fenomena tersebut bukanlah pertanda bencana atau kiamat.


Fenomena tersebut memiliki penjelasan ilmiahnya.


Munculnya dua matahari di langit Mentawai itu merupakan fenomena alam sundog.


Fenomena sundog sering ditemukan di wilayah-wilayah yang memiliki iklim yang dingin.


Area tersebut termasuk negara-negara di sekitar lingkar kutub, baik di Arktik maupun di Antarktika, seperti Rusia, Norwegia, dan Swedia.


Menurutnya, fenomena sundog hanya terjadi di daerah-daerah yang memiliki iklim dingin karena partikel es yang menyebabkan fenomena ini hanya terbentuk pada sudut tertentu terhadap matahari, sekitar 22 derajat.


Karena partikel-partikel yang terdispersi ini berada di suhu yang lebih dingin, mereka menciptakan penampilan seperti tiga matahari.


Ia menjelaskan bahwa ini berbeda dengan fenomena halo Matahari atau Bulan yang sering terlihat di bagian lain dunia.


Namun, partikel es tersebut terdapat di lapisan troposfer, yaitu lapisan atmosfer yang paling rendah.


Sebagai hasilnya, busur yang terbentuk memiliki ukuran yang lebih besar daripada halo Matahari.


Sumbernya, nama "sundog" diyakini berasal dari mitologi Nordik.


Nama ini mungkin menunjukkan keyakinan bahwa Dewa Odin, sebagai ayah dari semua dewa dan dewi di mitologi Nordik, membawa anjing-anjingnya melintasi langit.


Mereka sering kali dianggap sebagai sahabat Matahari, sehingga terlihat seperti ada dua Matahari palsu yang muncul di sampingnya.


Karena sundog sering terjadi saat Matahari berada dekat dengan cakrawala, waktu terbaik untuk mencari ilusi ini adalah pagi atau sore hari ketika Matahari terbit atau terbenam.


Fakta bahwa es adalah kunci untuk terbentuknya sundog berarti Anda lebih mungkin melihatnya selama musim dingin, terutama di daerah yang semakin jauh ke utara.


Ini berarti pagi musim dingin pada bulan Desember di belahan Bumi utara memberikan kesempatan yang ideal untuk melihat sundog.

×