Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Dirayakan Umat Islam Pada 15 Hari Jelang Puasa Ramadan, Beginilah Sejarah Nisfu Syaban

Februari 26, 2024 Last Updated 2024-02-26T04:20:16Z


14 jelang puasa Ramadan, umat Islam di seluruh dunia biasa merayakan Nisfu Syaban.


Perayaan ini biasanya ditandai dengan beribadah di malam Nisfu Syaban.


Artikel ini akan membahas tentang sejarah Nisfu Syaban, semoga bermanfaat.


Sebagian besar umat muslim meyakini keutamaan Nisfu Syaban sebagai momen amalan-amalan diangkat Allah SWT.


Pada malam Nisfu Syaban Allah SWT juga membuka pintu rahmat memberi ampunan dosa-dosa hamba-Nya.


Karena itulah sebagian muslim menghidupkan malam Nisfu Syaban dengan memperbanyak ibadah.


Nisfu Syaban diperingati pada tanggal 15 Syaban saat bertepatan puncak bulan purnama.


Artinya Nisfu Syaban diperingati pertengahan bulan Syaban atau 15 hari menjelang Ramadhan tiba.


Peringatan malam Nisfu Syaban di Indonesia menjadi tradisi yang melekat dari generasi ke generasi, menunjukkan kedalaman nilai-nilai agama.


Sejarah Nisfu Syaban, seperti yang dijelaskan dalam buku "Mana Dalil Malam Nishfu Sya’ban" karya Ust Ma’ruf Khozin, mencatat bahwa amalan malam Nisfu Syaban pertama kali dilakukan oleh kalangan Tabi'in di Syam.


Para sahabat, seperti Abdullah bin Ja’far, sudah mengetahui keistimewaan malam tersebut, namun kewajiban jihad mengalahkan rencana ibadah pada malam itu.


Nisfu Syaban juga dikenal dengan sebutan "Laylatul Bara'ah" atau "Laylatun Nisfi min Syakban" dalam bahasa Arab.


Tak hanya itu, arti Nisfu Syaban juga dikenal di berbagai negara muslim lainnya, seperti Shab-e-barat di Afghanistan, Bangladesh, Pakistan, Iran dan India.


Meski berbeda bahasa, arti malam Nisfu Syaban sama jika terjemahkan adalah malam pengampunan dosa, malam berdoa dan malam pembebasan.


Pada momen itu, umat muslim berjaga sepanjang malam untuk beribadah.


Tapi ada juga tradisi di beberapa daerah di mana perayaan malam Nisfu Syaban dijadikan momentum mengenang leluhur.


Hukum malam Nisfu Syaban sebenarnya terjadi pro-kontra di kalangan ulama.


Tidak semua ulama sepakat adanya malam Nisfu Syaban tersebut.


Selama ini malam Nisfu Syaban merujuk pada sebuah hadis dhaif dan hasan.


Seperti hadis dari Abu Tsa’labah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ اطَّلَعَ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فَيَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ


“Apabila sampai malam Nishfu Syaban, maka Allah melihat kepada para hamba-Nya di lalu mengampuni orang-orang yang beriman.” (Hadis Hasan: HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (V/359, no. 3551) dan Ibnu Abi ‘Ashim (no. 523),dari Abu Tsa’labah al-Khusyani Radhiyallahu anhu. Lihat Shahiihul Jaami’ (no. 771))


Ada juga hadis dari Ibnu Majah dan Al Baihaqi,


“Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban, maka lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berkata, ‘Adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia. Adakah demikian dan demikian?’ (Allah mengatakan hal ini) sampai terbit fajar.” (HR Ibnu Majah dan Al Baihaqi)


Dengan begitu, soal hukum malam Nisfu Syaban tersebut terdapat perbedaan.


Namun sebagian ada yang mempercayai keistimewaan Nisfu Syaban seperti dalam buku "Taudhihul Adillah" oleh M. Syafi'i Hadzami dan "Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah" oleh Siti Zamratus Sa'adah:


1. Malam Penuh Rahmat


Salah satu keistimewaan Nisfu Syaban adalah menjadi malam yang penuh dengan rahmat Allah SWT. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


"(Rahmat) Allah turun ke langit dunia pada malam Nisfu Sya'ban untuk mengampuni segala sesuatu, kecuali bagi orang musyrik atau orang yang munafik."


 

Hadits ini menegaskan bahwa malam Nisfu Syaban merupakan momen di mana Allah SWT menurunkan rahmat-Nya dengan melimpahkan ampunan kepada hamba-Nya yang bertobat dan memohon ampunan.


Hal ini menunjukkan pentingnya memanfaatkan malam tersebut untuk bertaubat dan memperbaiki hubungan dengan Allah SWT.


2. Malam Penuh Ampunan


Dalam kumpulan dalil Nisfu Syaban, banyak menjelaskan tentang keutamaan malam tersebut.


Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa Nisfu Syaban adalah malam di mana Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa para hamba-Nya. Hal ini sesuai dengan riwayat yang menyatakan:


"Allah Yang Maha Mulia memandang kepada semua ciptaan-Nya pada malam Nisfu Sya'ban, kemudian Allah mengampuni semua ciptaan-Nya kecuali orang-orang yang musyrik dan yang membawa permusuhan."


Dari sini, kita dapat memahami bahwa malam Nisfu Syaban merupakan kesempatan emas bagi umat Islam untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT.



Itulah sejarah Nisfu Syaban, yang dirayakan umat Islam 15 hari menjelang puasa Ramadan, semoga bermanfaat.

×