Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Bolehkah Niat Puasa Ramadhan Diucapkan Satu Kali untuk Sebulan? Ini Kata Ustadz Abdul Somad

Februari 28, 2024 Last Updated 2024-02-28T06:12:29Z


Penceramah Ustadz Abdul Somad menjelaskan hukum niat puasa Ramadhan 1445 H diucapkan satu kali di awal untuk sebulan penuh.


Mengucapkan niat Puasa Ramadhan dituturkan Ustadz Abdul Somad, berbeda dengan membaca niat puasa sunnah dari segi batas waktunya yang lebih longgar.


Ketentuan niat Puasa Ramadhan, Ustadz Abdul Somad mengatakan empat mazhab memiliki pandangan tersendiri.


Diketahui tak lama lagi bulan puasa Ramadhan 1445 Hijriyah segera tiba. Berdasarkan keputusan Muhammadiyah 1 Ramadhan bertepatan pada Senin (11/3/2024).


Sedangkan versi pemerintah, 1 Ramadhan 2024 akan ditentukan pada sidang isbat.


Bulan Ramadhan adalan bulan kesembilan dalam sistem kalender Islam. Pada bulan Ramadhan, umat Islam diperintahkan untuk menunaikan ibadah puasa secara penuh satu bulan.


Sama halnya mengerjakan ibadah lainnya, ibadah puasa wajib ini juga diawali dengan niat.


Soal niat, ada mazhab yang menyatakan harus dilakukan setiap hari, ada pula yang boleh langsung berniat untuk satu bulan penuh. Bagaimana hukumnya?


Ustadz Abdul Somad menerangkan ada dua pandangan berbeda perihal niat puasa wajib di bulan Ramadhan.


Pendapat pertama adalah niat puasa dilakukan di awal atau hari pertama di bulan suci Ramadhan.


"Mazhab Syafii menyatakan satu niat untuk satu hari puasa, diucapkan setiap hari," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube AGS LEATHER GARUT.


Sedangkan pendapat tentang niat satu kali saja di malam pertama Ramadhan untuk sebulan satu paket, pendapat ini dari Mazhab Maliki.


Mayoritas mazhab menyakini atau berpendapat, niat puasa harus dilakukan setiap hari.


"Jadi, jika ada ustadz yang mengatakan niat tak mesti tiap malam, cukup satu kali untuk sebulan, maka mazhab yang dipakai adalah fatwa Mazhab Maliki," ujar Ustadz Abdul Somad.


Meski berbeda, kembali kepada keyakinan setiap umat muslim untuk menyikapi perbedaan tersebut, secara hukum sah untuk dilakukan.


Di zaman dulu selepas Sholat Tarawih, dipaparkan Ustadz Abdul Somad Bilal selalu mengingatkan niat kepada para makmum, khawatirnya terlupa atau ketiduran.


Ustadz Abdul Somad menceritakan pelaksanaan niat puasa di zaman dahulu bahkan dinyanyikan di jukung atau sampan.


"Biasanya dulu nenek moyang kita dulu di kampung-kampung setelah Shalat Tarawih melafazkan niat puasa. Karena dikhawatirkan saat pulang ketiduran dan lupa berniat," terang Ustadz Abdul Somad.


Karena itu, Ia menyarankan niat tersebut bisa dilaksanakan pada malam hari atau setelah Shalat Tarawih. Setelah berniat maka diperbolehkan langsung makan dan minum saat sahur.


Yang penting sebelum adzan subuh. Itu bedanya dengan puasa sunnah yang bisa dilakukan selepas subuh dengan syarat tidak makan setelah adzan subuh," ucap Ustadz Abdul Somad.


Selama belum terbit fajar dan adzan subuh belum berkumandang diperbolehkan makan dan minum dan niat pun sah dilakukan di waktu tersebut.


Sebelum batas berakhirnya sahur yakni terbit fajar, Mazhab Syafi'i memberlakukan adanya imsakiyah.


"Perlu dipahami imsak bukan lampu merah tapi lampu kuning, artinya berhati-hati sebelum waktu puasa tiba," pungkas Ustadz Abdul Somad.


Bacaan Niat Puasa Ramadhan


Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat Puasa Ramadhan:


نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى


"Nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta'aalaa."


Artinya: Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di Bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'aala.


Ustadz Abdul Somad menjelaskan, membaca niat puasa Ramadhan atau puasa wajib maksimal dilakukan sebelum terbit fajar.


Doa Berbuka Puasa


Ustadz Abdul Somad menjelaskan, ada dua versi doa buka puasa yang kerap dibaca umat muslim.


Doa tersebut adalah sebagai berikut:


Doa 1


اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ


Artinya: "Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmat Mu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."


Doa 2


ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ


Artinya: “Hilanglah dahaga, basahlah tenggorokan-tenggorokan, dan telah ada pahala, insyaAllah.”


"Kedua-duanya boleh dipakai. Yang ngomong bukan Ustadz Somad tapi Syaikh Ibnu Utsaimin Ulama Saudi Arabia," terang Ustadz Abdul Somad dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Ustadz Menjawab.


Ustadz Abdul Somad menambahkan, meski hadistnya dhoif atau lemah tetap boleh dipakai.


Hadits dhoif tersebut boleh digunakan bila cukup 5 syarat, pertama bukan masalah akidah tauhid.


Poin kedua bukan masalah halal haram, poin ketiga tidak terkait dengan riwayat kazab pendusta.


"Keempat masih bernaung di bawah hadist shahih dan kelima sebagai motivasi beramal, maka boleh dipakai," ujarnya.


Satu dari dua hadist tersebut yang dhoif adalah


للّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ


Meski statusnya lemah, Ustadz Abdul Somad mengimbau untuk tak memperdebatkan hal tersebut. Bagi yang ingin membaca dibolehkan bagi yang membaca doa versi yang lain juga dibolehkan.

×