Amerika Serikat (AS) menyetujui rangkaian serangan ke target Iran di Suriah dan Irak. Aksi AS merupakan balas dendam atas tewasnya sejumlah tentaranya di Yordania.
Seorang pejabat AS mengatakan, serangan akan diluncurkan selama beberapa hari. Peluncuran serangan ditentukan kondisi cuaca.
Serangan drone yang memicu aksi balas dendam AS tepatnya terjadi pada Minggu (28/1) di perbatasan Yordania dan Suriah. Total ada tiga tentara yang tewas.
AS menuduh milisi yang didukung Iran sebagai otak serangan. Drone yang dipakai dalam serangan juga dibuat di Iran.
Kelompok gerakan perlawanan Irak yang didukung Iran sudah mengaku bertanggung jawab atas serangan Minggu kemarin. Garda Revolusi Iran adalah kelompok yang memberikan sokongan besar pada gerakan tersebut.
Pemerintah Iran membantah terlibat pada serangan di perbatasan Yordania.
Pada Kamis (1/1) Menhan AS Llyod Austin menegaskan sudah menjadi hak AS untuk merespons ancaman terhadap personel militernya di mana pun.
"Saya pikir semua orang menyadari tantangan terkait mematikan bahwa kami akan meminta pertanggungjawaban pada sosok tepat," ucap Austin seperti dikutip dari BBC.
"Ada cara untuk mengatasi ini tanpa harus lepas kendali, dan itu lah yang akan menjadi fokus kami," sambung dia.
Pejabat AS lainnya kepada CBS News menolak mengungkap waktu detail serangan.
Hanya saja serangan dipastikan tidak akan dilakukan ke tanah Iran. Beberapa waktu terakhir anggota DPR dari Partai Republik menekan pemerintah demi menghantam serangan langsung ke Iran.
Presiden AS Joe Biden turut memastikan tak akan memperluas perang menargetkan Iran dengan langsung.
"Ini bukan yang kami cari," tegas Biden.