Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menjelaskan makna bahasa isyarat yang dia gunakan saat membuka debat capres yang digelar Minggu (4/2/2024) kemarin lusa .
Sambil menirukan gerak tangannya yang digunakan sebagai bahasa isyarat, Anies menyebut makna bahasa isyarat tersebut sebagai kalimat "waktunya perubahan".
"Its time for change," kata Anies dalam acara Desak Anies di Semarang, Jawa Tengah, disiarkan lewat kanal YouTube pribadinya secara langsung, Senin (5/2/2024).
Anies mengatakan, isyarat itu sebagai pesan sudah waktunya seluruh Indonesia memberikan pandangan lebih kepada para penyandang disabilitas.
Gerakan itu, kata Anies, memberikan arti negara harus perhatian dan tak melupakan kewajibannya kepada kelompok rentan tersebut.
"Kita juga ingin mengirimkan pesan, sudah saatnya kita berubah dalam memandang teman-teman disabilitas," ujarnya.
"Mereka bukan kelompok masyarakat yang membutuhkan charity tapi kelompok masyarakat yang hak asasinya harus dipenuhi oleh negara," tandas Anies.
Dalam pembuka debat di KPU kemarin, Anies juga menyinggung soal ketimpangan dan ketidakadilan.
"Ini semua adalah ketimpangan yang hari ini menjadi fenomena yang membahayakan di Republik ini," katanya.
Ia kemudian menyinggung masalah tenaga kerja. Anies menyebut sekitar 40 juta orang belum bekerja dengan layak.
Selain itu, ada 70 juta orang belum mendapatkan jaminan sosial dalam pekerjaannya.
Begitu juga di bidang pendidikan yang dinilai Anies masih belum memberikan akses pada semua anak bangsa di berbagai daerah.
Anies kemudian menutup pidatonya dengan janji jika diberikan amanat akan konsisten perbuatan dengan ucapannya.
"Konsistensi ucapan dan perbuatan, menjunjung kejujuran dan kearifan, ini komitmen kami," katanya.
Adapun tema debat kali ini terkait dengan kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.