Sekitar 8.000 pengungsi disebut telah dievakuasi dari Rumah Sakit Al-Amal yang terkepung di kota utama Gaza, Khan Yunis, tempat mereka mengungsi.
"Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza melampaui bencana," kata Tommaso Della Longa, Juru Bicara Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) kepada para wartawan di Jenewa, Selasa (6/2/2024).
Ia mengatakan, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) telah diberitahu bahwa RS Al-Amal, yang dikelola oleh Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), sebagian besar telah dikosongkan setelah pengepungan yang panjang oleh pasukan Israel.
"Sebanyak 8.000 pengungsi internal yang mencari perlindungan di rumah sakit Bulan Sabit Merah Palestina di Khan Younis telah meninggalkan rumah sakit tersebut kemarin," jelasnya, dikutip dari AFP.
Dia bercerita, RS Al-Amal telah dikepung selama lebih dari dua minggu, dikelilingi oleh penembakan dan pertempuran sengit.
Rumah sakit itu dihantam beberapa kali, termasuk pada Jumat (2/2/2024), ketika seorang sukarelawan PRC terbunuh.
Sekitar 100 pasien lansia, terluka dan cacat tetap berada di sana, dengan sekitar 100 staf dan sukarelawan, kata ICRC.
Bahkan sebelum evakuasi, Della Longa menyebut, RS Al-Amal telah menghadapi tantangan yang sangat besar, termasuk kekurangan obat-obatan, makanan, dan air.
"Mengisi kembali persediaan hampir tidak mungkin, begitu pula akses untuk ambulans," jelasnya.
PCRS mengatakan pada Selasa, bahwa pengeboman serta tembakan keras dan terus menerus di sekitar rumah sakit Al-Amal berlanjut, mengakibatkan pecahan peluru beterbangan di rumah sakit.
Dilindungi oleh hukum internasional
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan keadaan di rumah sakit Nasser di dekatnya juga mengkhawatirkan.
"Pendudukan Israel memperketat pengepungannya terhadap kompleks medis Nasser dan menargetkan perimeternya secara intensif," kata Juru Bicara Kementerian itu, Ashraf al-Qudra.
Dia menjelaskan, ada 450 orang yang terluka, 300 staf medis, dan 10.000 orang yang mengungsi di tempat itu.
Ashraf menyebut, para pasien kekurangan obat bius dan obat-obatan.
"Generator di kompleks medis Nasser akan berhenti dalam waktu empat hari karena kekurangan bahan bakar," katanya.
Dia juga menuduh pasukan Israel mencegah pergerakan ambulans.
Baca juga: RS di Gaza yang Hancur Kembali Buka Layanan, Hasil Perjuangan Berat WHO
Rumah sakit -yang dilindungi oleh hukum kemanusiaan internasional- telah berulang kali menjadi sasaran serangan Israel ke Gaza sejak perang meletus empat bulan lalu.
Militer Israel menuduh Hamas menggunakan fasilitas medis sebagai pusat komando, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Hamas.