Penutup pintu Boeing 737 MAX 9 yang meledak saat penerbangan Alaska Airlines, awal Januari, rupanya diproduksi tetangga RI. Hal ini disampaikan penyelidik keselamatan udara Amerika Serikat (AS), Rabu waktu setempat.
Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) Jennifer Homendy mengatakan bahwa Spirit AeroSystems memproduksi penutup pintu di Malaysia. Setelahnya komponen itu baru dirakit di pabrik pemasok Boeing di Wichita, Kansas dan berakhir di pabrik pembuat pesawat 737 di Renton, Washington.
Homendy mengatakan data tersebut dibuka karena dewan keselamatan ingin menyelidiki bagaimana proses pembuatan jet berlangsung. Mulai dari produksi, pengangkutan, pemasangan hingga pemeriksaan kualitas.
Asal usul penutup pintu menyoroti kompleksitas rantai pasokan Boeing setelah bertahun-tahun, yang mengalami peningkatan outsourcing produksi berbagai komponen. Boeing dan Spirit sendiri mengatakan mereka mendukung penyelidikan pihak berwenang atas kecelakaan tersebut.
"Saat ini kami tidak memiliki indikasi di mana proses ini terjadi," tambah Homendy dikutip dari The Wall Street Journal. "Ini bisa terjadi di mana saja, dan kami tidak hanya menentukan manufaktur."
Badan Penerbangan Federal (FAA) telah melarang terbang sekitar 170 jet MAX 9 setelah ledakan pintu di Alaska Airlines yang berbuntut pendaratan darurat. Hingga kini pesawat tersebut masih dilarang menerbangkan penumpang sampai evaluasi selesai dilakukan.
Sebelum kejadian di Alaska Airlines, maskapai AS lain United Airlines sempat mengatakan menemukan perangkat keras yang longgar di sekeliling pintu jet MAX 9 miliknya. Namun Homendy mengatakan bahwa beberapa baut pada penutup pintu memang "seharusnya longgar dan tidak dimaksudkan untuk dikencangkan" melainkan "diamankan dengan pin".
"Namun analisis metalurgi NTSB tetap akan mencari tanda-tanda retak dan korosi serta faktor potensial lainnya yang menyebabkan ledakan di Alaska," tambahya. [SB]
