Tindakan tidak manusiawi tentara Israel terus berlanjut di Jalur Gaza.
Kali ini, tentara Israel tidak menghormati jenazah warga Palestina yang tidak dikuburkan di Kota Khan Younis di selatan, Rabu (24/1/2024).
Saksi mata mengatakan, beberapa warga Palestina kembali ke daerah di mana pasukan Israel telah mundur.
Namun, warga Palestina menemukan jenazah orang yang mereka cintai menjadi sasaran tank Israel.
Anak-anak dan wanita yang berusaha melarikan diri dari Kota Khan Younis ke Rafah di ujung selatan, juga menjadi sasaran.
Mereka mengatakan, ambulans mengangkut beberapa jenazah ke Kompleks Medis Nasser di pusat kota.
Ketika tank Israel menembaki semua orang di daerah tersebut, paramedis terpaksa melarikan diri.
Saksi mata mengungkapkan, beberapa jenazah sudah mulai membusuk.
Pada Senin (22/1/2024), sebagian tentara Israel mundur dari barat Kota Khan Younis menyusul pemboman besar-besaran yang menewaskan puluhan warga Palestina.
Para saksi mata mengatakan, tank-tank Israel terus tidak menghormati korban tewas, yang oleh Kepresidenan Palestina digambarkan sebagai tindakan 'kejahatan perang'.
Pada Selasa (23/1/2024), Kepresidenan Palestina telah mengeluarkan pernyataan yang menyebut apa yang terjadi di Khan Younis sebagai kejahatan perang.
Baca juga: Gaza Hancur Lebur oleh Israel, Prancis Desak Negara Dunia Gotong-royong Bangun Kembali
Mereka mendesak intervensi internasional untuk mencegah warga mengungsi ke Rafah.
“Kami pergi ke Dewan Keamanan untuk mengadakan pertemuan darurat dan mendesak guna mengatasi kejahatan serius ini,” ujar pernyataan itu, seperti diberitakan Anadolu Agency.
Kepresidenan Palestina lalu memperingatkan akan bahaya otoritas pendudukan Israel yang meminta masyarakat Khan Younis meninggalkan tempat tinggal mereka menuju Rafah, untuk menyerang mereka.
Mayoritas penduduk di Khan Younis terlantar dari Gaza utara dan tengah akibat agresi yang sedang berlangsung.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan, warga Palestina terpaksa menguburkan 40 orang yang tewas di kuburan massal di halaman Kompleks Medis Nasser karena ketidakmampuan mereka untuk pergi ke kuburan akibat pemboman Israel yang intens.
“Jumlah korban luka serius yang tiba di Kompleks Medis Nasser akibat serangan Israel terhadap pusat-pusat penampungan di Khan Younis barat melebihi kapasitas ruang operasi dan perawatan intensif rumah sakit," kata Juru bicara Kementerian Ashraf Al-Qudra, Senin.
Di sisi lain, tentara Israel mengklaim telah menyelesaikan pengepungan kota Khan Younis, Selasa.
“Selama dua puluh empat jam terakhir, Divisi ke-98 melakukan serangan besar-besaran di Khan Younis," ujar tentara Israel dalam sebuah pernyataan.
Pada Rabu pagi, kantor media pemerintah di Gaza mengatakan, tentara Israel masih mengepung pengungsi di Universitas Al-Aqsa di Khan Younis untuk mengevakuasi mereka secara paksa ke Rafah.
Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sementara, lebih dari separuh infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Ribuan Pengungsi Terjebak akibat Serangan Israel
Pada Rabu (24/1/2024), pasukan Israel bertempur melawan Hamas di dekat rumah sakit utama di Kota Khan Younis.
Petugas medis mengatakan ratusan pasien dan ribuan pengungsi tidak dapat keluar dari rumah sakit karena pertempuran tersebut.
Kelompok bantuan Doctors Without Borders (MSF) mengatakan, stafnya terjebak di dalam Rumah Sakit Nasser bersama sekitar 850 pasien dan ribuan orang yang terpaksa mengungsi karena jalan di sekitarnya tidak dapat diakses atau terlalu berbahaya.
Diberitakan AP News, Rumah Sakit Nasser adalah satu dari dua rumah sakit di Gaza selatan yang masih bisa merawat pasien yang sakit kritis.
Kementerian Kesehatan Gaza juga mengatakan rumah sakit tersebut telah diisolasi.
Militer Israel mengatakan, pasukannya memerangi Hamas di dalam Khan Younis setelah menyelesaikan pengepungan mereka terhadap kota itu sehari sebelumnya.
MSF mengatakan, mereka sangat prihatin atas keselamatan orang-orang yang terjebak di dalam Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan.
“Mereka semua harus dilindungi dan diizinkan pergi jika mereka mau,” ungkap kelompok medis tersebut, Rabu, dilansir Al Jazeera.
MSF sebelumnya melaporkan beberapa jalan di Kota Khan Younis, termasuk lokasi Rumah Sakit Nasser, menerima perintah untuk dievakuasi dari tentara Israel.
Namun, MSF memperingatkan bahwa tidak mungkin untuk mengevakuasi ribuan orang di dalam fasilitas tersebut.
Sebab, jalan-jalan di dekatnya tidak dapat diakses atau terlalu berbahaya, karena pertempuran antara pasukan Israel dan pejuang Palestina.
Update Konflik Palestina-Israel
Pasukan Israel terus melakukan serangan tank dan drone di Kota Khan Younis yang menewaskan 210 orang selama 24 jam terakhir.
Kepanikan massal terjadi ketika pasukan Israel mengeluarkan perintah evakuasi terhadap sekitar 513.000 orang yang berdesakan di wilayah selatan Gaza.
Baca juga: Mitos Saktinya IDF Runtuh, Hamas: Mesir Bakal Melawan, Tak Ada Happy Ending Buat Israel di Gaza
Sekjen PBB, Antonio Guterres mengatakan risiko perang regional “sekarang menjadi kenyataan”, dan mendesak semua pihak “untuk mundur dari tepi jurang dan mempertimbangkan dampak buruknya”.
Dewan Hubungan Amerika-Islam mengutuk pembunuhan Israel terhadap seorang warga Palestina yang kelompoknya mengibarkan bendera putih di Khan Younis, Gaza.
Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, akan mengembangkan gencatan senjata berkelanjutan di Gaza.
Setidaknya 25.700 orang telah tewas dan 63.740 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang. [SB]