Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Rusia Respons AS-Inggris Serang Houthi Bombardir Yaman

Januari 12, 2024 Last Updated 2024-01-12T06:29:36Z



Amerika Serikat (AS) dan Inggris memimpin koalisi militernya untuk membombardir Yaman, Kamis malam waktu setempat. AS menyinyalir hal itu dilakukan sebagai balasan atas tindakan milisi Houthi yang menyerang kapal-kapal di Laut Merah.


"Hari ini, atas arahan saya, pasukan militer AS, bersama dengan Inggris dan dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada dan Belanda, berhasil melakukan serangan terhadap sejumlah sasaran di Yaman yang digunakan oleh pemberontak Houthi untuk membahayakan kebebasan navigasi di salah satu saluran air paling penting di dunia," kata Presiden AS Joe Biden dimuat New York Times dan AFP, Jumat (12/1/2024).


"Serangan-serangan ini merupakan respons langsung terhadap serangan-serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal-kapal maritim internasional di Laut Merah, termasuk penggunaan rudal balistik anti-kapal untuk pertama kalinya dalam sejarah," klaimnya.


"Serangan-serangan itu telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi. Lebih dari 50 negara terkena dampak 27 serangan terhadap pelayaran komersial internasional," tegas Biden lagi.


Hal ini kemudian menimbulkan banyak reaksi. Terbaru, Rusia yang menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).


"Sebuah sumber diplomatik mengatakan bahwa Rusia telah mengirim pesan kepada anggota DK PBB yang mengatakan bahwa mereka menganggap penggunaan kekuatan di Yaman sebagai pelanggaran terhadap Piagam PBB," muat Al-Jazeera dalam update serangan Israel ke Gaza.


"Negara ini telah menyerukan sidang darurat Jumat," tambahnya.


Sebelumnya, Arab Saudi juga buka suara soal situasi di Yaman pasca serangan AS. Mengutip Media Lebanon, Al Mayadeen, Riyadh mengaku akan terus memantau situasi yang ada di tetangga Selatannya itu.


"Saudi menekankan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas regional di Laut Merah dan meminta (para pihak) menahan diri dan menghindari eskalasi," tambah keterangan Kementerian Luar Negeri Saudi.


Harga Minyak Naik 2%


Sementara itu, harga minyak melonjak setelah serangan AS. Mengutip AFP, harga minyak naik lebih dari 2% pada hari Jumat.


Para analis mengatakan minyakacuan AS, WTI, bisa melampaui US$75. Sementara minyak lain, Brent, bisa melampaui US$80.


Lonjakan harga memicu kekhawatiran terhadap lonjakan inflasi baru yang dapat mempersulit bank sentral untuk mengambil kebijakan moneter yang lebih dovish tahun ini. Sehingga menghidupkan kembali kekhawatiran terhadap perekonomian.


"Jika minyak meningkat secara substansial... itu akan membahayakan... skenario soft landing yang sangat mungkin terjadi tahun ini," kata analis Morgan Stanley Investment Management Andrew Slimmon.


Alasan Houthi Serang Laut Merah


Houthi sendiri melancarkan serangan ke Laut Meran sebagai bentuk protes perang Israel ke Gaza. Desember lalu, Houthi juga mengatakan akan menargetkan kapal-kapal terkait Israel sampai bantuan diberikan ke Gaza secara maksimal.


Laut Merah merupakan 15% bagian dari jalur pelayaran internasional. Ini merupakan jalan tercepat lalu lintas barang dari Asia ke Eropa, melalui Terusan Suez.


Akibat serangan ini Menurut Institut Ekonomi Dunia Kiel Jerman, saat ini, sekitar 200.000 kontainer diangkut melalui Laut Merah setiap hari. Angka ini jeblos dari sebelumnya, 500.000 per hari pada bulan November.


"Pengalihan perhatian terhadap serangan tersebut telah menyebabkan perjalanan antara pusat produksi Asia dan konsumen Eropa memakan waktu hingga 20 hari lebih lama," kata Direktur Pusat Penelitian Kebijakan Perdagangan Kiel, Julian Hinz.


"Hal ini juga tercermin dari menurunnya angka perdagangan Jerman dan UE, karena barang-barang yang diangkut kini masih berada di laut dan belum dibongkar di pelabuhan sesuai rencana," kata Hinz dalam sebuah pernyataan. [SB]

×