Lebih dari selusin kapal tanker yang memuat 10 juta barel minyak mentah kelas Sokol Rusia telah terdampar di lepas pantai Korea Selatan selama berminggu-minggu. Minyak tersebut sejauh ini tidak terjual karena sanksi AS dan masalah pembayaran, menurut dua data pedagang dan pengiriman.
Volume minyak tersebut setara dengan 1,3 juta metrik ton, mewakili lebih dari satu bulan produksi proyek Sakhalin-1, yang pernah menjadi kilang andalan perusahaan besar Amerika, Exxon Mobil, yang keluar dari Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina.
Sakhalin-1 adalah salah satu kesepakatan pasca-Soviet pertama di Rusia yang dibuat berdasarkan perjanjian bagi hasil. Ketika Exxon Mobil hengkang pada tahun 2022, produksi turun hingga hampir nol dan belum sepenuhnya pulih sejak saat itu.
Kesulitan dalam menjual minyak kelas Sokol merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Moskow sejak negara-negara Barat memberlakukan sanksi dan merupakan salah satu gangguan paling serius terhadap ekspor minyak Rusia dalam dua tahun terakhir.
Washington mengatakan, pihaknya menginginkan sanksi untuk mengurangi pendapatan Presiden Vladimir Putin dan mesin perangnya di Ukraina, tetapi tidak mengganggu aliran energi Rusia ke pasar global.
Amerika Serikat pada tahun lalu menjatuhkan sanksi terhadap beberapa kapal dan perusahaan yang terlibat dalam pengangkutan Sokol. Menurut LSEG, data Kpler, dan pedagang, sebanyak 14 kapal yang memuat Sokol pada hari Jumat (26/1) terjebak di sekitar pelabuhan Yosu Korea Selatan, termasuk 11 kapal Aframax dan tiga kapal pengangkut minyak mentah sangat besar (VLCC).
Volume yang disimpan di kapal tanker mewakili produksi Sakhalin-1 selama 45 hari, yang rata-rata menghasilkan 220.000 barel per hari (bph). Sumber Reuters dan data pengiriman Kpler dan LSEG menunjukkan, supertanker (VLCC) La Balena, Nireta dan Nellis dengan muatan sekitar 3,2 juta barel (430.000 metrik ton), saat ini berada di dekat Yosu Korea Selatan, bertindak sebagai tempat penyimpanan terapung untuk jenis minyak Rusia.
Data menunjukkan bahwa VLCC sebelumnya menerima minyak dari beberapa kapal Aframax melalui pengiriman antar kapal. Mereka ,emasok minyak dalam jumlah besar dari kapal yang lebih kecil ke kapal yang lebih besar dapat menghemat biaya pengangkutan.
Sisa minyak Sokol yang dimuat dari November hingga Januari disimpan di kapal Aframax yang lebih kecil (mampu membawa 500.000-800.000 barel) - Krymsk, NS Commander, Sakhalin Island, Liteyny Prospect, NS Century, NS Lion, NS Antarctic, Jaguar, Vostochny Prospek, Pavel Chernysh dan Viktor Titov.
Pengiriman Sokol ke Indian Oil Corp (IOC.NS) tertunda karena masalah pembayaran, sehingga memaksa kilang terbesar India untuk menarik persediaannya dan membeli lebih banyak minyak dari Timur Tengah.
Sebuah sumber yang dekat dengan IOC mengatakan, perusahaan tersebut tidak memperkirakan akan menerima pengiriman Sokol dalam waktu dekat karena adanya perselisihan mengenai mata uang mana yang akan digunakan untuk membayarnya.
IOC adalah satu-satunya penyulingan milik negara yang memiliki kesepakatan tahunan untuk membeli berbagai kualitas Rusia, termasuk Sokol, dari perusahaan minyak Rusia Rosneft (ROSN.MM). Namun, IOC dan Rosneft tidak membalas permintaan Reuters untuk membarikan tanggapan. [SB]