Pasukan Israel bertempur melawan militan Palestina, Hamas, di dekat rumah sakit utama di kota Khan Younis yang merupakan kota terbesar kedua di Gaza, Rabu (24/1/2024).
Petugas medis mengatakan ratusan pasien dan ribuan pengungsi tidak dapat keluar dari rumah sakit karena pertempuran tersebut.
Kelompok bantuan Doctors Without Borders (MSF) mengatakan, stafnya terjebak di dalam Rumah Sakit Nasser bersama sekitar 850 pasien dan ribuan orang yang terpaksa mengungsi karena jalan di sekitarnya tidak dapat diakses atau terlalu berbahaya.
Diberitakan AP News, Rumah Sakit Nasser adalah satu dari dua rumah sakit di Gaza selatan yang masih bisa merawat pasien yang sakit kritis.
Kementerian Kesehatan Gaza juga mengatakan rumah sakit tersebut telah diisolasi.
Militer Israel mengatakan, pasukannya memerangi Hamas di dalam Khan Younis setelah menyelesaikan pengepungan mereka terhadap kota itu sehari sebelumnya.
Sulit Dilakukan Evakuasi
MSF mengatakan, mereka sangat prihatin atas keselamatan orang-orang yang terjebak di dalam Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan.
“Mereka semua harus dilindungi dan diizinkan pergi jika mereka mau,” ungkap kelompok medis tersebut, Rabu, dilansir Al Jazeera.
MSF sebelumnya melaporkan beberapa jalan di kota Khan Younis, termasuk lokasi Rumah Sakit Nasser, menerima perintah untuk dievakuasi dari tentara Israel.
Namun, MSF memperingatkan bahwa tidak mungkin untuk mengevakuasi ribuan orang di dalam fasilitas tersebut.
Sebab, jalan-jalan di dekatnya tidak dapat diakses atau terlalu berbahaya, karena pertempuran antara pasukan Israel dan pejuang Palestina.
Israel Lanjutkan Serangannya
Israel telah memerintahkan penduduknya untuk meninggalkan kawasan pusat kota Khan Younis yang mencakup Nasser dan dua rumah sakit kecil saat Israel melanjutkan serangannya yang telah berlangsung selama 3 bulan terhadap Hamas.
Kantor kemanusiaan PBB mengatakan, daerah itu adalah rumah bagi 88.000 warga Palestina dan menampung 425.000 lainnya yang terpaksa mengungsi akibat pertempuran di tempat lain.
Sementara itu, ribuan orang melarikan diri ke selatan dari Khan Younis menuju kota Rafah, Selasa (23/1/2024).
PBB mengatakan, sekitar 1,5 juta orang atau sekitar dua pertiga penduduk Gaza, memadati tempat penampungan dan tenda-tenda di dalam dan sekitar Rafah, yang berada di perbatasan dengan Mesir.
Bahkan di sana, warga Palestina hanya mendapatkan sedikit keamanan, karena Israel secara teratur melakukan serangan di dalam dan sekitar kota tersebut.
Secara keseluruhan, sekitar 1,7 juta orang telah mengungsi di Gaza, menurut badan pengungsi PBB.
Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari wilayah utara, di mana serangan udara dan darat Israel telah menjadikan seluruh lingkungan tinggal menjadi tanah terlantar, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah penduduknya akan dapat kembali.
Update Konflik Palestina-Israel
Pasukan Israel terus melakukan serangan tank dan drone di kota Khan Younis yang menewaskan 210 orang selama 24 jam terakhir.
Kepanikan massal terjadi ketika pasukan Israel mengeluarkan perintah evakuasi terhadap sekitar 513.000 orang yang berdesakan di wilayah selatan Gaza.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan risiko perang regional “sekarang menjadi kenyataan”, dan mendesak semua pihak “untuk mundur dari tepi jurang dan mempertimbangkan dampak buruknya”.
Dewan Hubungan Amerika-Islam mengutuk pembunuhan Israel terhadap seorang warga Palestina yang kelompoknya mengibarkan bendera putih di Khan Younis, Gaza.
Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, akan mengembangkan gencatan senjata berkelanjutan di Gaza.
Setidaknya 25.700 orang telah tewas dan 63.740 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang. [SB]