Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan kemarahannya kepada Ukraina. Ini terjadi saat perang keduanya masih terjadi, dengan terbaru Kyiv melancarkan serangan ke wilayah Selatan Rusia tepatnya di Belgorod.
Serangan udara hari Sabtu menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai lebih dari 100 orang. Rusia menyalahkan Ukraina atas serangan tersebut, yang merupakan salah satu serangan paling mematikan yang terjadi di dalam Rusia sejak serangan besar-besaran dimulai lebih dari 22 bulan lalu.
Putin sebelumnya menyebut serangan di Belgorod sebagai serangan teroris dan menuduh pasukan Ukraina menargetkan pusat kota, tempat orang-orang berjalan sebelum Malam Tahun Baru. Ia mengatakan Rusia akan terus menyerang apa yang disebutnya instalasi militer.
"Kami akan mengintensifkan serangan. Tidak ada kejahatan terhadap warga sipil yang luput dari hukuman, itu sudah pasti," kata Putin pada hari Senin, saat tahun baru, saat berkunjung ke rumah sakit militer dikutip Al Jazeera, Selasa (2/1/2024).
Putin menambahkan Ukraina dimanfaatkan oleh negara-negara Barat untuk 'menyelesaikan masalahnya'. Ia bersikeras bahwa arah perangnya dengan Kyiv akan berubah demi kepentingan Rusia.
"Kami melakukan hal itu hari ini, dan besok, kami akan terus melakukannya," tegasnya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menyerang Belgorod dengan dua rudal dan beberapa roket. Dikatakan sebagian besar senjata ditembak jatuh, namun beberapa puing berjatuhan di kota.
Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov juga mengonfirmasi. Ia mengatakan serangan itu merusak 30 gedung apartemen dan beberapa rumah serta mobil.
Sebelumnya, perang besar antara Rusia dan Ukraina dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu. Putin beralasan bahwa serangan didasarkan pada niatan Kyiv untuk bergabung dengan aliansi militer Barat pimpinan AS, NATO, yang notabenenya merupakan rival dari Moskow.
Selain itu, Putin berniat untuk mengambil wilayah Donetsk dan Luhansk yang sebelumnya dikendalikan Ukraina. Ini untuk membebaskan masyarakat etnis Rusia yang disebutnya mengalami persekusi dari kelompok ultra nasionalis Ukraina.
Perang ini telah membuat pengaruh besar pada ekonomi dunia, khususnya Eropa. Sejumlah komoditas mulai dari harga energi dan makanan mengalami kenaikan mengingat posisi Moskow dan Kyiv yang menjad "lumbung" dunia, membuat inflasi tinggi di banyak negara.
Balas Dendam Rusia
Tak lama berselang setelah Belgorod, serangan terjadi di wilayah Odessa di Ukraina Selatan dan kota Donetsk yang diduduki Rusia di Timur. Bila ditotal, serangan di dua wilayah itu menewaskan lima orang.
"Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun tewas dan tujuh orang terluka ketika puing-puing yang jatuh dari salah satu dari 87 drone yang jatuh menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di kota Odessa, Ukraina selatan," kata kepala administrasi militer di wilayah tersebut, Oleh Kiper.
Di kota Lviv di bagian barat, serangan Rusia merusak parah sebuah museum yang didedikasikan untuk Roman Shukhevych, seorang nasionalis dan komandan militer Ukraina yang memperjuangkan kemerdekaan Ukraina selama Perang Dunia II. Gedung universitas di kota Dubliany juga rusak.
Melalui media sosial, Wali Kota Lviv Andriy Sadovyi menggambarkan serangan tersebut sebagai tindakan yang "simbolis dan sinis". Ia menambahkan perang ini adalah perang untuk sejarah Ukraina.