Belum lama ini, media sosial ramai membahas tentang badai Matahari yang diperkirakan terjadi tahun 2024. Fenomena ini membuat banyak orang takut karena dikaitkan dengan dampak yang buruk bagi Bumi, Bunda.
Lalu apa sebenarnya badai Matahari dan dampaknya pada Bumi?
Dikutip dari laman Wonderopolis, badai Matahari merupakan istilah yang menjelaskan tentang efek atmosfer yang dirasakan Bumi akibat peristiwa tertentu yang terjadi di Matahari. Pada waktu ini, Matahari akan mengeluarkan semburan energi yang sangat besar dalam bentuk lidah api dan lontaran massa koronal atau coronal mass ejection (CME).
Proses badai Matahari dimulai dengan ledakan besar yang terjadi di pusat tata surya ini, Bunda. Ledakan ini menghasilkan lidah api yang kekuatannya setara dengan miliaran bom nuklir.
Nah, saat lidah api keluar, CME juga ikut dilepaskan. Ketika CME menghantam Bumi, badai geomagnetik bisa terjadi, dan bisa mengganggu cara kerja satelit serta jaringan listrik.
Fenomena badai Matahari sebenarnya pernah terjadi pada bulan Februari di tahun 2011. CME yang dihasilkan dari lidah api Matahari sampai mengganggu komunikasi radio di seluruh Tiongkok.
Sejak saat itu, penelitian dilakukan dan para ilmuwan mulai mempelajari lebih lanjut tentang badai Matahari. Hasilnya ditemukan bahwa ada siklus pada Matahari yang terjadi per hari, per minggu, hingga puncaknya terjadi 11 tahun sekali.
Dari penelitian tersebut, para ilmuwan juga memperkirakan siklus aktivitas Matahari akan mencapai puncak dengan terjadinya badai Matahari di tahun 2024. Lalu benarkah puncak Badai Matahari akan terjadi di tahun ini? Apa saja dampaknya pada Bumi selain bisa mengganggu sistem komunikasi. [SB]