Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi dan Raja Abdullah II dari Yordania berbicara melalui sambungan telepon kepresidenan membahas situasi di Jalur Gaza, Senin (29/1/2024).
Kedua pemimpin negara tersebut dilaporkan mengulas seputar cara menurunkan eskalasi konflik di Jalur Gaza dan cara pengiriman bantuan segera kepada rakyat Palestina.
Dalam pembicaraan tersebut, mereka secara kompak memperingatkan akan buruknya eskalasi militer dari agresi Israel yang terus menerus di wilayah kantong tersebut.
Baik al-Sisi maupun Raja Abdullah memperingatkan Israel kalau situasi konflik yang terjadi di jalur Gaza akan membuat keamanan regional semakin terancam.
Hal itu merujuk pada niatan Israel menguasai Jalur Gaza dengan pengusiran warga Palestina untuk mendirikan pemukiman di wilayah kantung tersebut.
Bagi Mesir dan Yordania, pengusiran warga Palestina oleh Israel adalah ancaman keamanan nasional negara mereka.
Kedua pemimpin tersebut juga sepakat kalau kemerdekaan Palestina menjadi satu-satunya jalan agar deeskalasi konflik terjadi.
“Kedua pemimpin menegaskan bahwa mencapai solusi yang adil dan komprehensif terhadap perjuangan Palestina adalah satu-satunya penjamin pemulihan keamanan dan perdamaian regional,” katanya.
Mesir Dukung Penuh Yordania
Meninjau ketegangan regional, Sisi kembali mengecam “serangan" yang menargetkan pos terdepan AS di perbatasan antara Yordania dan Suriah.
Dia juga menekankan dukungan penuh Mesir terhadap Yordania dan keinginannya untuk menjaga stabilitas dan keamanan Yordania.
Raja Abdullah II mengatakan Yordania menghargai hubungan bersejarah dengan Mesir.
Tiga tentara AS tewas, dan banyak lainnya terluka dalam serangan pesawat tak berawak semalam yang menargetkan pasukan AS yang ditempatkan di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah, kata para pejabat AS pada Minggu.
Pasukan AS di Suriah dan Irak sering mendapat serangan sejak konflik Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.
Serangan balasan AS terhadap milisi yang didukung Iran di wilayah tersebut sejauh ini gagal menghalangi mereka, dan berpuncak pada kematian tentara AS dalam serangan drone untuk pertama kalinya.
(oln/xinhua/*)