Tentara Kyiv dilaporkan berhasil menerobos garis pertahanan Rusia di Ukraina selatan, di wilayah Zaporizhzhia. Kemajuan ini merupakan serangan balasan dari Ukraina untuk merebut kembali wilayah dari pasukan Rusia sejak Juni lalu.
Jenderal Oleksandr Tarnavskiy kemajuan ini memang lebih lambat dari yang diharapkan karena wilayah tersebut menyimpan banyak ranjau. Namun, Kyiv dalam beberapa pekan terakhir melaporkan kemajuan strategis di wilayah Zaporizhzhia.
"Di sayap kiri (dekat desa Verbove) kami mendapat terobosan dan kami terus bergerak maju," kata Jenderal Oleksandr Tarnavskiy dikutip AFP, Sabtu (23/9/2023).
Sebelumnya pada Agustus lalu, Kyiv mengumumkan kemenangan strategisnya ketika merebut kembali desa Robotyne di selatan. Tarnavskiy mengatakan terobosan besar dalam serangan balasan akan terjadi jika Kyiv merebut kembali kota Tokmak, sekitar 20 kilometer dari garis depan, yang jatuh ke tangan pasukan Rusia pada awal invasi mereka.
"Merebut kembali Tokmak bakal memungkinkan pasukan Ukraina bergerak lebih jauh menuju Melitopol dan mencaplok Crimea. Saya pikir itu (terobosan) akan terjadi setelah Tokmak," katanya.
Meski demikian, dia memperingatkan saat ini pasukan Rusia mengandalkan kedalaman garis pertahanan mereka di sana. Tarnavskiy tidak setuju dengan beberapa prediksi bahwa upaya Ukraina akan semakin melambat pada bulan-bulan musim dingin mendatang.
"Cuaca bisa menjadi kendala serius selama serangan, tapi mengingat bagaimana kita bergerak maju, sebagian besar tanpa kendaraan, saya kira hal itu tidak akan terlalu mempengaruhi serangan balasan," katanya.
Tarnavskiy mengatakan keberhasilan serangan balasan tidak hanya bergantung pada apa yang terjadi di garis depan, tetapi juga "menghancurkan pusat komando" yang menciptakan "kekacauan di medan perang." Dia menambahkan bahwa serangan terhadap Krimea meningkatkan moral pasukan Ukraina.
"Ini membantu kami, namun juga memberi kami harapan untuk masa depan," pungkas dia. [SB]
